Logo Bloomberg Technoz

Sri Mulyani: Data Ekonomi Terkini AS Bikin RI Harus Ubah Harapan

Azura Yumna Ramadani Purnama
26 April 2024 11:00

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai perkembangan kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) saat ini membuat Indonesia harus mengubah ekspektasi terkait penurunan suku bunga acuan.

"Dengan situasi saat ini, maka muncul ekspektasi yang harus diubah. Dengan perubahan saat ini terjadi capital outflow (aliran modal ke luar) dan menekan nilai tukar," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN April 2024, Jumat (26/4/2024).

Bendahara Negara memaparkan, saat ini Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell menyatakan kondisi ekonomi AS masih cukup, dengan inflasi yang belum menurun secara signifikan dan pada level yang diharapkan. Hal ini menyebabkan the Fed memutuskan untuk menunda pemotongan suku bunga kebijakan.

"Ini mengkonfirmasi pernyataan 'higher for longer', bahkan beyond (di luar) dari ekspektasi pasar. Tadinya market punya harapan penurunan suku bunga bisa terjadi pada 2024 ini secara beberapa kali," ujar Sri Mulyani.

Namun, dengan data ekonomi terbaru, lanjut Sri Mulyani, harapan pelaku pasar tampaknya tidak terpenuhi. Pasalnya, the Fed akan tetap menjaga suku bunga kebijakan. Penurunan suku bunga baru akan terlihat jika data pertumbuhan tenaga kerja dan inflasi pada level yang menyakinkan mereka untuk membuat penyesuaian.