Logo Bloomberg Technoz

Hasil riset Ajaib Kripto memaparkan bahwa usai halving, Bitcoin siap bangkit dari posisi yang sempat anjlok US$60.000. Terbukti pada Selasa pagi kemarin waktu Indonesia, terjadi pergerkan 3,4% menjadi US$67.045, melanjutkan pemulihan di awal minggu, US$65.000.

Bagaimana Potensi Pergerakan Bitcoin Minggu ini

Riset analis Panji Yudha memaparkan bahwa secara teknikal Bitcoin berpeluang menuju  area resistance US$69.000, “dengan menguji area MA-50 terlebih dahulu di sekitar US$67.500. Namun, jika mengalami rejection MA-50 maka potensi melemah ke support US$64.000.”

Hal ini ikut menaikkan posisi altcoin seperti Etheremum. Apalagi selama periode penantian halving muncul kabar perdagangan ETF Bitcoin dan Ethereum (ETH) di Hong Kong pertama kali yang diperkirakan resmi terjadi akhir April 2024. 

Pasar kripto juga terus memfokuskan diri pada rilis pertumbuhan GDP Amerika (AS) pada Kamis (35/4/2024) besok. Di akhir minggunya, tengah dinanti  data  indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) di AS, yang merupakan indeks harga The Fed.

Sementara minggu depan The Fed akan mengadakan pertemuan (FOMC) lagi pada 30 April hingga 1 Mei, dan para pejabat kini berada dalam masa tenang menjelang pertemuan tersebut. 

“Apabila data GDP dan PCE di atas ekspektasi, maka kemungkinan akan mendorong permintaan terhadap dolar AS karena suku bunga berpotensi tetap tinggi dalam periode lebih lama. Hal ini juga dapat memicu tekanan jangka pendek terhadap Bitcoin,” tulis Panji.

“Sebaliknya, data yang sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi pasar kemungkinan besar akan berdampak sebaliknya, sehingga The Fed dapat segera memangkas  suku bunga dan Bitcoin dapat melanjutkan reli jangka pendek.”

Efek untuk Penambang Bitcoin

Dampak utama dari halving diperkirakan akan terjadi pada perusahaan-perusahaan penambang Bitcoin, bukan pada harga mata uang kripto yang sebenarnya dengan terjadi kenaikan biaya transaksi rata-rata di jaringan menjadi US$250 sebelum turun menjadi US$164, dilansir dari data CryptoQuant.

Biaya transkasi Bitcoin naik pasca halving.

Pembaruan blockchain siap untuk menghapus miliaran dolar dalam pendapatan tahunan bagi para penambang, meskipun efeknya akan berkurang jika harga mata uang kripto terus meningkat. 

Penambangan Bitcoin adalah proses yang membutuhkan banyak energi, dimana para miner menggunakan komputer khusus untuk memvalidasi transaksi pada blockchain.

Penambang skala besar semacam Marathon Digital Holdings Inc dan Riot Platforms Inc telah menghabiskan miliaran dolar untuk mendapatkan energi, membeli peralatan penambangan, dan membangun pusat data.

JPMorgan memperkirakan sektor ini akan berkonsolidasi, dengan perusahaan-perusahaan yang diperdagangkan secara publik mendapatkan pangsa pasar. 

“Penambang Bitcoin yang terdaftar di bursa saham publik memiliki posisi yang baik untuk mengambil keuntungan dari lingkungan yang baru, terutama karena akses yang lebih besar terhadap pendanaan dan khususnya pembiayaan ekuitas,” tulis analis JPMorgan dalam sebuah catatan.

“Hal ini membantu mereka untuk meningkatkan skala operasi mereka dan berinvestasi pada peralatan yang lebih efisien.”

Halving sebelumnya telah diselesaikan tanpa gangguan yang terlihat pada fungsi blockchain Bitcoin. 

Halving berikutnya akan dilakukan pada tahun 2028 dan hadiah akan dikurangi menjadi 1,5625 dari 3,125 untuk penambang yang berhasil memproses satu blok data transaksi.

Waktu rata-rata untuk menyelesaikan satu blok adalah sekitar 10 menit. Diperkirakan akan ada 64 halving Bitcoin sebelum batas 21 juta tercapai sekitar tahun 2140, di mana pada saat itu halving akan berhenti dan blockchain akan berhenti mengeluarkan token baru.

Ketika hal itu terjadi, para penambang Bitcoin harus bergantung pada biaya transaksi, sumber pendapatan mereka selain upah penambangan.

Meningkatnya biaya transaksi dapat membantu beberapa penambang untuk tetap bertahan karena reward yang terus berkurang, namun biaya tersebut saat ini hanya sebagian kecil dari total pendapatan penambang.

Halving atau pembaruan software mulai berlaku pada Jumat pekan lalu pukul 20.10 waktu New York, menurut situs web analisis mempool.space dan Blockchain.com. Harga Bitcoin sedikit mengalami koreksi di dekat level US$64.000 setelah pemotongan atau halving tersebut. Hingga pukul 13:35 waktu Indonesia BTC bertahan di zona kenaikan mingguan4,4% menjadi US$66.722,8, atau positif 0,5% dibandingkan posisi Selasa.

Perubahan pada imbalan ini sudah dirancang dan ditentukan sebelumnya oleh kode yang menjalankan blockchain Bitcoin. Kreator Bitcoin yang diduga anonim, Satoshi Nakamoto, berusaha menggunakan mekanisme halving untuk mempertahankan jumlah maksimal 21 juta Bitcoin agar mata uang kripto asli tidak mengalami inflasi.

(wep)

No more pages