Logo Bloomberg Technoz

Harga Timah Ambrol 7%, Penambang Sebut Imbas Musim Dingin China

Dovana Hasiana
24 April 2024 09:50

Seorang pekerja menelusuri bubur saat mencuci bijih timah mentah di Selindung, Pulau Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian
Seorang pekerja menelusuri bubur saat mencuci bijih timah mentah di Selindung, Pulau Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga timah dunia kembali anjlok setelah mencapai level tertinggi bulan ini pada akhir pekan lalu.

Menyitir data London Metal Exchange (LME) per hari ini, Rabu  (24/4/2024), timah diperdagangkan di level US$31.938/ton pada penutupan perdagangan Selasa (23/4/2024) waktu setempat.

Angka tersebut terperosok 7,37% setelah sempat menyentuh rekor tertinggi bulan ini, yakni US$35.582/ton pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Akan tetapi, level harga di atas US$30.000/ton tersebut masih terbilang stabil tinggi.

Sementara itu, komoditas logam non-ferrous lainnya di LME juga terpantau mengalami penurunan. Alumunium ditutup melemah 3,43% ke level US$2.579/ton pada Selasa, tembaga turun 1,25% menjadi US$9.706/ton, dan nikel ambruk 3,71% menjadi US$19.006/ton. 

Penguatan harga timah./dok. Bloomberg

Siklus Tahunan