Logo Bloomberg Technoz

Tourism Fund 'Korbankan' Harga Tiket, Maskapai Takut Diamuk Massa

Pramesti Regita Cindy
23 April 2024 17:10

Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pakar industri aviasi Gatot Rahardjo mengungkapkan kekhawatirannya bilamana rencana iuran dana abadi pariwisata atau tourism fund benar-benar dibebankan kepada kenaikan harga tiket maskapai penerbangan.

Gatot menilai hal ini akan membuat maskapai menjadi bulan-bulanan masyarakat, sebab masyarakat pada umumnya hanya memandang masalah tersebut dari sudut pandang harga tiket pesawat, tanpa memahami bahwa kenaikan harga sebenarnya berkaitan dengan adanya upaya pengembangan sektor pariwisata.

"Karena nantinya kalau harga tiket naik karena ada iuran itu, yang kena imbasnya atau disalahkan adalah maskapai. Masyarakat tahunya harga tiket itu urusan maskapai," ujar Gatot kepada Bloomberg Technoz, Selasa (23/4/2024).

Dia memberika contoh mengenai passenger service charge (PSC) di bandara yang disatukan dengan harga tiket, di mana sebagian besar penumpang tidak menyadari bahwa itu sebenarnya adalah untuk kepentingan bandara, bukan maskapai. Namun, banyak kalangan yang tidak terima dan mengeluhkan keberatan kepada maskapai.

Becermin dari hal itu, Gatot menekankan bahwa bila pemerintah ingin mengimplementasikan iuran dana pariwisata, sebaiknya wacana tersebut tidak 'mengorbankan' sektor tranportasi seperti maskapai penerbangan.

Wisatawan mengunjungi pantai Double Six di Seminyak, Bali, Selasa (26/12/2023). (Nyimas Laula/Bloomberg)