Logo Bloomberg Technoz

Bos Garuda Tolak Tourism Fund Dibebankan ke Tiket Maskapai

Pramesti Regita Cindy
23 April 2024 12:20

Ilustrasi Garuda Indonesia dan Citilink. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Garuda Indonesia dan Citilink. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra menilai bisnis maskapai penerbangan akan makin sengsara, jika pemerintah berkehendak memungut iuran dana abadi pariwisata (tourism fund) dengan 'membebankannya' ke kenaikan harga tiket pesawat.

"Kalau nanti [komponen iuran tourism fund] masuk harga tiket, maskapai lagi yang disalahkan masyarakat," ungkap Irfan kepada Bloomberg Technoz, Selasa (23/4/2024). 

Irfan lantas mencontohkan satu kasus ketika PT Angkasa Pura II atau AP II yang mengumumkan penyesuaian tarif passenger service charge (PSC) pada Agustus 2022 yang, menurut Irfan, membuat pihak maskapai kesulitan.

"Seperti Angkasa Pura menaikkan airport tax 2 tahun lalu. Semua marahnya sama maskapai [padahal yang menaikkan tarif Angkasa Pura]," tekannya.

Dirut Garuda Indonesia,Irfan Setiaputra saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023)./Bloomberg Technoz-Rezha Hadyan

Untuk itu, Irfan menilai kebijakan tourism fund ini masih belum tepat diberlakukan, terlebih jika sampai harus menyasar pada penyesuaian harga tiket maskapai.