Logo Bloomberg Technoz

Perang di Perbatasan Myanmar-Thailand, 3.000 Warga Mengungsi

Redaksi
21 April 2024 10:15

Ilustrasi perang. (Envato/Getmilitaryphotos)
Ilustrasi perang. (Envato/Getmilitaryphotos)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand pada Sabtu (20/4/2024) waktu setempat. Kedua pemerintah mengatakan, memaksa 3.000 warga sipil mengungsi ketika para pemberontak bertempur untuk mengusir pasukan junta Myanmar yang bersembunyi selama berhari-hari di sebuah jembatan penyeberangan perbatasan.

Para pejuang perlawanan dan pemberontak etnis minoritas merebut kota perdagangan utama Myawaddy di sisi perbatasan Myanmar pada 11 April, sebuah pukulan bagi militer yang sedang berjuang untuk memerintah dan menghadapi ujian kredibilitas di medan perang.

Melansir Reuters, Minggu (21/4/2024), para saksi mata di sisi perbatasan Thailand dan Myanmar mengatakan bahwa mereka mendengar ledakan dan tembakan senapan mesin berat di dekat sebuah jembatan strategis dari Jumat malam hingga Sabtu.

Lembaga penyiaran Thailand, NBT, dalam sebuah unggahan di X, mengatakan bahwa pasukan pemberontak menggunakan senapan mesin 40 mm dan menjatuhkan 20 bom dari pesawat tak berawak untuk menargetkan sekitar 200 tentara junta yang telah mundur dari serangan pemberontak yang terkoordinasi di Myawaddy dan pos-pos tentara sejak 5 April.

MRTV yang dikelola pemerintah Myanmar dalam siaran berita malamnya mengatakan bahwa milisi dan pemberontak etnis minoritas telah menggunakan penembakan dan pengeboman yang berlebihan untuk menyerang pasukan junta, dan pasukan pemerintah telah menanggapi dengan serangan udara untuk mencoba menjaga stabilitas. Dikatakan bahwa para pemberontak mundur setelah mengalami banyak kerugian.