Logo Bloomberg Technoz

Cadangan Devisa Terancam, Ekonom Imbau BI Naikkan BI Rate

Redaksi
19 April 2024 16:00

Pekerja menghitung dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja menghitung dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom mengimbau Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% dalam pertemuan Dewan Gubernur yang dijadwalkan pada pekan depan, 23-24 April.

Kenaikan BI rate bisa membantu rupiah lebih stabil di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi global yang semakin tajam belakangan.

Head of Equity Research Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menilai, BI perlu menaikkan BI rate agar stabilitas nilai tukar rupiah terbantu. Menaikkan BI rate menjadi langkah yang lebih efektif ketimbang terus melakukan intervensi di pasar uang secara agresif dan mengorbankan cadangan devisa, lalu pada akhirnya BI Rate tetap berakhir naik. 

"Ini seperti yang terjadi pada Oktober 2023 lalu. BI pada akhirnya tetap menaikkan suku bunga acuan, setelah melakukan intervensi hingga US$12 miliar dalam periode 6 bulan [tapi] akhirnya harus menaikkan suku bunga juga," kata Satria kepada Bloomberg Technoz, Jumat (19/4/2024).

Menurut Satria, kebijakan intervensi rupiah di pasar seperti yang dilakukan BI selama ini bukan tanpa risiko bagi sektor keuangan domestik. Pasalnya, penggunaan cadangan devisa untuk intervensi tersebut akan memperketat likuiditas rupiah di pasar.

Posisi cadangan devisa RI pada Maret anjlok dengan penurunan terbesar sejak Mei 2023 (Bloomberg)