Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg melaporkan minggu ini bahwa Sunak dan Cameron terjebak di antara faksi-faksi Partai Buruh yang ingin menghentikan ekspor pertahanan di masa depan ke Israel atau tetap mendukungnya, dengan setidaknya tiga menteri Kabinet menentang penangguhan penjualan senjata. 

Pria Palestina menyelamatkan pintu dari puing bangunan yang hancur usai serangan Israel di Khan Younis, Gaza (8/3/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel masih secara sah dapat menerima ekspor senjata dari Inggris karena penilaian pemerintah tidak berubah. Meski demikian, Inggris nampaknya mulai memiliki keprihatinan tentang cara Israel "berperilaku." 

Partai Buruh yang beroposisi, yang memimpin Partai Konservatif yang berkuasa dengan selisih sekitar 20 poin dalam jajak pendapat nasional, telah mendesak pemerintah untuk mempublikasikan nasihat hukum tersebut. 

"Saya memiliki kekhawatiran yang sangat nyata bahwa kewajiban kita dalam kaitannya dengan hukum kemanusiaan internasional dan risiko yang jelas bahwa rezim ekspor dan perizinan kita mengharuskan pengacara pemerintah untuk menilai dan kemudian para menteri untuk bertindak sebagai konsekuensinya, mungkin telah dilanggar," kata Menteri Luar Negeri bayangan Partai Buruh, David Lammy, kepada BBC. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa setidaknya 75% dari populasi telah mengungsi dan lebih dari setengah juta orang berada di ambang kelaparan. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya ada sekitar 31.000 warganya meninggal dunia dalam invasi tersebut. 

Inggris mengumumkan pada hari Sabtu malam bahwa mereka akan mengerahkan sebuah kapal Angkatan Laut untuk meningkatkan dukungan kemanusiaannya ke Gaza. Kapal tersebut, bersama dengan dana sebesar 9,7 juta poundsterling atau US$12 juta yang telah dijanjikan untuk mendukung pembangunan koridor maritim dari Siprus ke Gaza, yang diharapkan akan beroperasi pada awal Mei. 
Dana yang dialokasikan akan digunakan untuk pengiriman bantuan, keahlian logistik dan peralatan seperti truk forklift dan unit penyimpanan.

Peningkatan bantuan ini terjadi beberapa hari setelah serangan rudal tentara Israel menewaskan tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen di Gaza, termasuk tiga warga negara Inggris. Tentara Israel memecat dua perwira setelah serangan tersebut, dan mengaitkan serangan tersebut dengan "kesalahan identifikasi, kesalahan dalam pengambilan keputusan, dan serangan yang bertentangan dengan prosedur operasi standar."

(bbn)

No more pages