Logo Bloomberg Technoz

4 Menteri Dipanggil MK, Gerak Rupiah Waswas Jelang Libur Panjang

Tim Riset Bloomberg Technoz
05 April 2024 08:12

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai rupiah menghadapi hari terakhir perdagangan sebelum libur panjang Lebaran, Jumat (5/4/2024), berpeluang melanjutkan konsolidasi setelah berhasil menguat kemarin. Namun, beberapa sentimen pemberat baik dari dalam negeri maupun global masih mengancam pergerakan rupiah dan bisa menjatuhkan lagi nilai tukarnya terhadap dolar Amerika.

Pasar masih akan menanti data nonfarm payroll Amerika Serikat (AS) dan tingkat pengangguran Maret yang akan menentukan prospek bunga acuan Federal Reserve (The Fed). Konsensus pasar memperkirakan, nonfarm payroll mencapai 214.000, turun dari bulan sebelumnya 275.000. Sedangkan tingkat pengangguran diperkirakan semakin turun ke 3,8% dari 3,9% pada Februari.

Pasar global tadi malam terlihat lebih optimistis pasca rilis data klaim pengangguran AS yang mencatat kenaikan tertinggi sejak Januari lalu, indikasi pasar tenaga kerja yang melemah dan memberi peluang lebih besar bagi The Fed menurunkan bunga acuan.

Indeks dolar AS ditutup turun 0,54% semalam dan melanjutkan pelemahan pagi ini setelah aksi beli kembali marak di pasar surat utang dengan yield Treasury, surat utang AS, kompak turun di semua tenor. Pelemahan dolar AS juga memberi ruang penguatan bagi rupiah di pasar luar negeri.

Rupiah offshore diperdagangkan di kisaran lebih kuat dan ditutup menguat 0,17% ke level Rp15.914/US$ di pasar AS dini hari tadi. Pagi ini, pergerakannya masih stabil cenderung menguat, memberi sinyal laju rupiah di pasar spot nanti mungkin akan lebih digdaya.