Logo Bloomberg Technoz

BI: Pelemahan Rupiah karena Yuan dan Lonjakan Permintaan Valas

Mis Fransiska Dewi
02 April 2024 10:37

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah terperosok semakin lemah dalam perdagangan di pasar spot hari ini, Selasa (2/4/2024) menjebol level terlemah dalam empat tahun terakhir dan sejengkal lagi menembus level psikologis di Rp16.000/US$.

Bank Indonesia angkat bicara menilai pelemahan rupiah beberapa waktu belakangan ini sebagian besar adalah dampak dari pelemahan yuan China. Pada saat yang sama, permintaan valas di pasar domestik tengah meningkat sejurus dengan musim pembagian dividen dan masih kuatnya arus keluar modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). 

"Rupiah lumayan agak tertekan dari kemarin kelihatannya rupiah banyak terdampak dari pelemahan CNY [yuan China]. Sementara dari domestik ada permintaan USD (dolar AS) terkait repatriasi dan masih outflow-nya asing di pasar SBN. Rilis data inflasi Indonesia kemarin yang di atas ekspektasi yang banyak disebabkan oleh volatile food, ikut mendorong pelemahan rupiah," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas Bank Indonesia kepada Bloomberg Technoz, pagi ini.

Edi bilang, bank sentral terus masuk ke pasar untuk menjaga agar terdapat keseimbangan permintaan dan penawaran valas di pasar. 

Mengacu data Bloomberg, rupiah spot dibuka langsung ambles ke Rp15.963/US$ pada pukul 09:05 WIB, menjadi valuta Asia dengan pelemahan terdalam di kawasan pagi ini, kehilangan 0,42% nilai dari posisi penutupan hari sebelumnya.

Artikel Terkait