Logo Bloomberg Technoz

“Perang melawan iklan scam adalah upaya yang terus berlanjut, karena kami melihat pelaku kejahatan beroperasi dengan lebih canggih, dalam skala yang lebih besar, menggunakan taktik baru seperti deep fakes untuk menipu orang.”

Dalam laporan keamanan digital yang terbit akhir bulan Maret, Lennox menjelaskan bahwa “AI generatif menghadirkan peluang unik untuk meningkatkan upaya penegakan hukum kami secara signifikan.”

“Tim kami merangkul teknologi transformatif ini, khususnya Large Language Models (LLM), sehingga kami dapat menjaga keamanan online dengan lebih baik,” ucap dia.

Lewat machine learning AI, Google mendeteksi hingga memblokir iklan yang terindikasi tidak baik untuk dilihat pengguna.

“Walau sangat canggih, model pembelajaran mesin ini secara historis perlu dilatih secara ekstensif - model ini sering kali mengandalkan ratusan ribu, bahkan jutaan contoh konten yang melanggar,” papar dia.

Lewat teknologi paling canggih, model bahasa besar (LLM) dapat review dan menginterpretasikan konten dan menangkap isi pesan di dalamnya. Alhasil tercipta sebuah keputusan penegakan hukum dalam skala lebih besar, tepat, dan kompleks.

Saat teknologi semakin canggih, semakin sulit membedakan antara iklan penawaran yang sah atau palsu, dengan maksud mengajak setiap orang masuk dan berinvestasi, padahal bodong.

Lewat AI, Google dapat lebih aktif mengenali tren baru dalam layanan keuangan dengan cepat, mengidentifikasi pola pelaku kejahatan yang menyalahgunakan tren tersebut.

“Contohnya, kebijakan kami terhadap Unreliable Financial Claims, yang mencakup iklan, cara mempromosikan skema cepat kaya. Pelaku di balik jenis iklan ini telah menjadi semakin canggih. Mereka menyesuaikan cara mereka dan menyesuaikan iklan di sekitar layanan atau produk keuangan baru, seperti saran investasi atau mata uang digital, untuk menipu pengguna.”

(wep)

No more pages