Hujan Dividen Datang, Hindari 'Dividend Trap' dengan Strategi Ini
Ruisa Khoiriyah
21 March 2023 16:31

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jelang berakhirnya kuartal 1-2023, agenda para investor di bursa domestik semakin banyak dipadati rencana pembagian dividen oleh para emiten. Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 6 emiten yang akan membagikan dividen pada akhir bulan ini. Total nilai dividen yang dibagikan mencapai Rp 96,89 triliun.
Beberapa di antaranya adalah BBCA dengan nilai dividen dibagikan sebesar Rp 20 triliun. Lalu, BBRI dengan alokasi dividen sebesar Rp 43,49 triliun, disusul BMRI sebesar Rp 24,7 triliun.
Kemudian BBNI sebesar Rp 7,32 triliun dan BBTN mencapai Rp 609 miliar. Terakhir adalah ESSA dengan pembagian dividen mencapai Rp 775,2 miliar.
Pembagian dividen tentu menjadi kabar positif yang kerap mengungkit harga saham emiten tersebut. Para pemodal akan berbondong-bondong masuk agar bisa ikut mencicipi dividen sebelum cum date berakhir.
Namun, tidak sedikit pula pemodal yang akhirnya terkena jebakan dividen, biasa disebut “dividend trap”, dan dipaksa menghadapi harga saham yang ia beli terus anjlok dan menghadirkan risiko capital loss bila dijual.
Baca Juga
Dividend trap adalah istilah untuk menyebut sebuah kondisi di mana investor terjebak memegang saham yang harganya terus menurun setelah dividen diberikan. Jebakan dividen biasanya dimulai dengan kenaikan harga saham yang dikira memberi dividen yield tinggi sehingga menarik investor untuk masuk.
Namun, sebenarnya harga saham itu sedang mengalami downtrend tajam. Alhasil, investor yang terlanjur masuk akan dipaksa menghadapi floating loss akibat harga saham tersebut terus menurun pasca cum date berlaku.
Agar terhindari dari jebakan dividen, seorang pemodal perlu membiasakan diri untuk tidak FOMO atau ikut-ikutan dalam berinvestasi di instrumen apapun. Selain itu, “Jangan membeli saham [pemberi dividen] mendekati cum date,” saran pertama dari tim Emtrade, aplikasi belajar saham yang didirikan oleh praktisi pasar modal Ellen May, kepada Bloomberg Technoz, Selasa (21/3/2023).
Nama Emiten | Cum Date | Ex Date | Dividen/Lembar | Dividend Yield |
BBRI | 21 Maret | 24 Maret | Rp 231* | 4,75% |
BMRI | 24 Maret | 27 Maret | Rp 529 | 5,26% |
BBNI | 27 Maret | 28 Maret | Rp 390 | 4,30% |
ESSA | 27 Maret | 28 Maret | Rp 45 | 4,74% |
BBCA | 28 Maret | 30 Maret | Rp 170* | 2% |
BBTN | 28 Maret | 30 Maret | Rp 43 | 3,55% |
Kedua, pahami cara menghitung dividend yield yang tepat. Dividend yield adalah persentase keuntungan yang didapatkan investor dari dividen terhadap rata-rata harga saham yang ia miliki. Dividend yield didapatkan dari dividen per lembar dibagi rata-rata harga saham yang dimiliki.
Bila dividen yield di atas potensi penurunan harga saat ex-date, maka investor bisa untung. Sebaliknya, bila dividend yield lebih kecil dibanding potensi penurunan harga saat ex-date, maka ia akan merugi.
Ex date adalah tanggal di mana investor sudah tidak berhak atas pembagian dividen. Sebaliknya, cum date atau cummulative date adalah tanggal terakhir di mana investor masih dapat mencatatkan diri sebagai penerima dividen.
Langkah ketiga agar terhindar dari jebakan dividen adalah penting bagi investor untuk menganalisis secara teknikal lebih dulu sebelum masuk ke saham pemberi dividen. Dari sana bisa diukur apakah saham tersebut tengah berada dalam tren menurun atau memang tengah menguat.
Strategi Berburu Saham Dividen
Bukan hanya 6 emiten tadi yang berencana membagi dividennya tahun ini. Bulan-bulan mendatang, masih banyak deretan saham yang akan memberikan dividen dan bisa dipertimbangkan oleh investor.
Bagaimana berburu saham dividen yang tepat agar bisa mendapat dua untung sekaligus yaitu dividen dan capital gain saat saham dijual kelak, berikut ini yang dapat diterapkan pemodal.
Pertama, carilah saham dengan dividend yield tinggi. Kedua, pilih emiten dengan pertumbuhan laba yang solid. “Laba yang besar dan tumbuh positif bisa meningkatkan peluang pembagian dividen lebih besar,” jelas Emtrade.
Ketiga, pilih emiten yang keuangannya sehat. Indikasinya antara lain, kondisi utangnya sehat.
Rasio utang yang sehat bisa meringankan beban perusahaan sehingga laba yang dialokasikan untuk pembagian dividen juga bisa lebih besar. Indikator kesehatan lain adalah cash flow. Perusahaan dengan arus kas positif berpeluang lebih besar membagikan dividen secara konsisten.
Selain itu, sebelum memutuskan pembelian saham pemberi dividen, jangan lupa juga untuk mengecek dan menganalisis lagi beberapa hal berikut ini. Misalnya, besar dividend payout ratio yaitu bagian dari laba bersih yang disetujui oleh perusahaan untuk dibagikan sebagai dividen.
Lalu, dividend per share atau dividen per saham di mana ini bisa digunakan untuk menghitung dividen yang akan didapatkan investor sesuai dengan jumlah lot saham yang ia miliki.
Selanjutnya adalah dividend yield yakni persentase keuntungan yang akan didapatkan dari dividen berdasarkan harga saham rata-rata yang dimiliki. Terakhir, likuditas saham.
“Apakah pasca ex-date dividen, saham tersebut masih bisa ditransaksikan jual-beli, itu juga penting diukur,” jelas tim Emtrade lebih lanjut.
(rui/wep)