Logo Bloomberg Technoz

Ilmuwan selanjutnya melakukan pengukuran atas  kekuatan medan magnet Bumi menggunakan magnetometer. Medan magnet ini terus berubah dan merespon dengan sangat kuat terhadap peristiwa cuaca di antariksa.

Badai matahari, diprediksi terjadi selama 2024 hingga 2025, akan ditunjukkan dengan munculnya aurora di langit, dan mempunyai dampak turunan seperti setengah pesawat ruang angkasa yang mengorbit di Bumi terganggu.

Selain jaringan listrik, komunikasi radio, sinyal navigasi, akan terganggu. Jika terdapat satelit yang rusak, kemungkinan besar tidak dapat diperbaiki kembali. Pada akhirnya menimbulkan persoalan komunikasi maskapai penerbangan dan kelompok peneliti di Antartika.

Haruskan Khawatir Pada Badai Matahari?

Lewat hasil pengamatan para ilmuwan, badai matahari besar saat ini telah mencapai titik tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Hal ini merupakan siklus aktivitas Matahari dengan peluang badai dapat menghantam Bumi membesar.

Skenario paling ekstrem, Badai Matahari yang hantam Bumi akan merusak jaringan GPS yang biasa dipakai oleh warga Bumi. Satelit juga akan dinonaktifkan. Ini masih ditambah pemadaman listrik dalam waktu lama, hingga periode bulanan.

Menurut Nour Rouafi, Ilmuwan NASA untuk misi Parker Solar Probe, Matahari akan melakukan apa yang diinginkannya sendiri. Warga Bumi hanya bisa menajamkan kemampuan prediksi kapan Badai Matahari terjadi dan mempersiapkan diri, dilaporkan Planetary Society.

(wep)

No more pages