Logo Bloomberg Technoz

Realisasi DMO CPO untuk Migor Rendah, Begini Penjelasan Kemendag

Pramesti Regita Cindy
26 March 2024 15:30

Seorang penjaga toko mengemas minyak goreng di Pasar Kambing di Jakarta, Indonesia. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg
Seorang penjaga toko mengemas minyak goreng di Pasar Kambing di Jakarta, Indonesia. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perdagangan menjabarkan penyebab rendahnya realisasi program domestic market obligation (DMO) minyak sawit atau crude palm oil (CPO) untuk mengamankan bahan baku minyak goreng di dalam negeri.

“Indikasi penyebab rendahnya realisasi pendistribusian alokasi produksi Minyak Goreng Rakyat, dikarenakan masih banyaknya hak ekspor yang dimiliki oleh produsen minyak goreng yang jumlahnya setara dengan 2,5 bulan kebutuhan ekspor,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim saat dihubungi, Selasa (26/3/2024).

Walaupun ketersedian Minyak Goreng Rakyat —baik dalam bentuk curah maupun kemasan Minyakita — menurun, Isy memastikan minyak goreng kemasan premium maupun second brand tersedia cukup dengan harga stabil, baik di pasar rakyat maupun ritel modern.

Mengutip data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), per hari ini, rerata nasional harga minyak goreng kemasan sederhana di tingkat pengecer mencapai Rp17.780/liter atau masih lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan senilai Rp14.000/liter.

Adapun, rerata nasional harga minyak goreng curah di tingkat eceran hari ini adalah Rp15.880/liter atau naik 0,51% dari pekan lalu. 

Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg