Logo Bloomberg Technoz

Krisis Credit Suisse, Risiko Investasi RI Naik ke Level Tertinggi

Ruisa Khoiriyah
20 March 2023 21:46

Pelajar berbincang di depan layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pelajar berbincang di depan layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasca akuisisi UBS Group atas Credit Suisse yang semula dianggap sebagai penyelesaian atas krisis perbankan di Eropa, nyatanya tidak begitu saja berhasil meredakan gejolak di pasar keuangan. Saham UBS langsung merosot 8% di pembukaan bursa saham di Swiss.

Persepsi risiko investasi di Indonesia ikut terseret. Hal ini tercermin dari kenaikan premi Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun, Angkanya sempat melejit ke posisi tertinggi selama 2023, di level 123 pada pukul 16:01 WIB, Senin (20/3/2023). Kini melandai ke 122,04, tetap jauh dari posisi Jumat pekan lalu di level 105,039. 

Pergerakan premi risiko Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun melejit (Bloomberg)

Premi CDS mengukur tingkat persepsi risiko di sebuah negara atau kawasan. Jadi, bila premi CDS Indonesia meningkat, artinya persepsi atas risiko berinvestasi di Indonesia dianggap semakin tinggi pula, alias berisiko.

Data mencatat investor Asing melepas saham di bursa domestik dengan raihan penjualan bersih Rp 583,107 miliar, hingga menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di level 6.612,49, setelah akhir pekan lalu asing mencatat net buy Rp 1 triliun. 

Tekanan pada pasar keuangan global yang dipicu oleh kekhawatiran pemodal atas dampak rambatan krisis perbankan ke skala yang lebih luas, juga berimbas pada nilai tukar rupiah. Pairing USDIDR menguat ke posisi 15.360 pada penutupan pasar hari ini, menempatkan rupiah melemah 15 bps dibanding akhir pekan lalu.