Logo Bloomberg Technoz

Digempur Turbulensi, Duopoli Jet Boeing-Airbus Tak Tertumbangkan

Redaksi
25 March 2024 12:40

Sebuah pesawat penumpang Airbus SE A330neo terbang di dekat area pameran Boeing Co. selama International Paris Air Show ke-53./Bloomberg-Jasper Juinen
Sebuah pesawat penumpang Airbus SE A330neo terbang di dekat area pameran Boeing Co. selama International Paris Air Show ke-53./Bloomberg-Jasper Juinen

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hegemoni The Boeing Company dan Airbus SE dalam industri pembuatan pesawat jet di dunia diprediksi masih akan bertahan minimal sampai 1 dekade mendatang, meski saat ini keduanya tengah didera isu gangguan produksi. 

Pakar industri penerbangan Gerry Soejatman mengatakan krisis kepercayaan dan gangguan pengiriman pesawat baru yang terjadi, khususnya pada Boeing Co saat ini, akan bisa teratasi selama pabrikan asal Amerika Serikat (AS) itu sanggup membenahi kendala kontrol kualitas atau quality control (QC) dalam rantai produksi mereka.

“Saat ini pemain besar untuk jet komersial hanyalah Airbus, Boeing, dan Embraer. Akan tetapi, Embraer hanya punya 1 produk di kelas 120 kursi, sisanya di bawah 120 kursi,” terang Gerry saat dihubungi, Senin (25/3/2024).

Untuk saat ini, lanjutnya, Embraer SA—pabrikan yang berbasis di Brasil — belum berencana masuk ke pasar pesawat jet besar di atas 120 kursi, yang selama ini menjadi medan pertarungan antara Boeing dan Airbus. 

Fasilitas Embraer SA di Gaviao Peixoto, negara bagian Sao Paulo, Brasil./Bloomberg-Victor Moriyama


Pemain lainnya seperti Bombardier Inc dari Kanada memang sempat memproduksi C-Series, yang memiliki kapasitas 110—160 kursi. Ini merupakan satu-satunya produk jet besar yang bisa diandalkan di pasar komersial selain milik Boeing dan Airbus.