Logo Bloomberg Technoz

Terbebani Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Susah Menguat Hari Ini

Tim Riset Bloomberg Technoz
28 February 2024 07:45

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini, Rabu (28/2/2024), diperkirakan masih akan menghadapi tekanan pelemahan.

Indeks dolar AS kembali bangkit jelang rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika kuartal IV-2023 nanti malam. Pelaku pasar saat ini masih cenderung waspada setelah semalam data penjualan barang tahan lama di Amerika turun lebih dalam ketimbang prediksi pasar. Tingkat keyakinan konsumen di Amerika juga turun ke level yang lebih rendah daripada perkiraan pelaku pasar. 

Meski data-data itu memberi bobot lebih besar pada ekspektasi pelonggaran moneter, akan tetapi para pelaku pasar saat ini sudah berada di posisi harus menerima kemungkinan penurunan bunga Federal Reserve, Fed Fund Rate (FFR) tahun ini tidak akan lebih dari 75 basis poin, jauh menurun dibandingkan sebelumnya di mana pasar berekspektasi penurunan mencapai 150 basis poin.

Dalam lanskap itu, pergerakan rupiah hari ini terlihat masih akan sempit dengan kecenderungan melemah setelah kemarin menjadi mata uang Asia berkinerja buruk di tengah tren penguatan valuta lain. Kontrak forward rupiah semalam ditutup melemah lagi di pasar New York hingga 0,17% ke level Rp15.673/US$ meski pagi ini sedikit berubah ke Rp15.666/US$.

Rupiah bukan hanya terbebani sentimen global yang masih gamang akibat proyeksi bunga The Fed. Mata uang Indonesia ini juga terbebani kecemasan pelaku pasar, terutama investor asing, yang khawatir kebijakan fiskal Indonesia pada pemerintahan baru nanti akan menjauh dari prinsip kehati-hatian seperti yang selama ini sudah dijalankan.