Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, Dr Rina Triasih M.Med mengatakan berdasarkan data global United Nations Childrens's Fund (UNICEF), setiap tahun 1,3 juta anak meninggal dunia karena Pneumonia.

Tidak hanya Unicef, data yang dikumpulkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebutkan hal sama. Untuk itu, orang tua diharapkan waspada.

"Pneumonia dan diare menjadi penyebab kematian tersering pada bayi, balita usia di bawah 5 tahun, data dari IDAI masih kedua itu," kata dokter Rina dalam acara daring webinar yang disiarkan Kemenkes.

Pneumonia yang didapuk sebagai the forgotten killer of children juga menjadi salah satu penyakit serius yang masih jarang diperhatikan oleh dunia kesehatan. Makanya hal ini dinilai begitu mengkhawatirkan. 

"Sebenernya bisa dicegah dan diobati sehingga ini disebut the forgotten killer of children sekarang banyak orang tidak perhatian, upayakan jangan sampai ada yang meninggal karena pneumonia," ujarnya.

Dokter Rina Triasih mengatakan gejala pneumonia pada anak sebenarnya mirip dengan pneumonia yang dialami dewasa. Gejalanya ditanadai dengan batuk 3-5 hari, napas yang cepat, dan tarikan dinding dada yang dalam.

Salah satu gejala pneumonia ialah sesak napas/napas cepat. Dokter Rina Triasih memberikan tips kepada orang tua agar bisa mendeteksi secara dini.

“Lakukan pada saat anak dalam keadan tenang/tidur. Salah satu caranya dengan melihat dan hitung naik turunnya dada anak dalam satu menit," ungkapnya.

Menurut WHO

  • Umur 0-2 bulan napasnya, kalau naik kurang lebih jumlah napas tidak lebih dari 60 menit.
  • Umur 3-12 bulan, kalau naik kurang lebih jumlah napas tidak lebih dari 50 menit.
  • Umur 1-5 tahun, kalau naik kurang lebih jumlah napas tidak lebih dari 40 menit.

(dec/spt)

No more pages