Logo Bloomberg Technoz

Berselancar Mencari Cuan Kala Turbulensi Pasar Makin Tajam

Ruisa Khoiriyah
15 March 2023 20:20

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (IHSG). (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (IHSG). (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta — Hanya dalam hitungan hari, turbulensi pasar keuangan telah membuat banyak pemodal kelabakan dan beramai-ramai melepas aset di instrumen investasi yang dinilai berisiko. Namun, tanpa menunggu waktu lama, pembalikan arah kini terjadi dan mengantar rebound besar di pasar saham maupun obligasi.

Di tengah volatilitas nan tajam seperti ini, penting untuk memiliki fokus alokasi aset dan persiapan memadai saat waktunya tiba untuk memborong aset-aset yang tengah jatuh. 

Kepanikan pasar global buntut dari kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB), yang nilai asetnya mencapai US$ 211,7 miliar, ditakutkan akan menular lebih luas dan akhirnya menjatuhkan sektor perbankan Amerika. Alhasil, para pemodal di hampir seluruh pasar memilih keluar dari bursa saham. Pasar keuangan global telah kehilangan sedikitnya US$ 465 miliar akibat aksi jual besar-besaran di saham perbankan. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut terseret. Pada penutupan pasar kemarin, bursa domestik turun 2,14% akibat aksi jual bersih (net sell) investor asing senilai Rp 1,3 triliun. Saham-saham perbankan dijauhi. Hari ini, IHSG sempat rebound walau akhirnya ditutup melemah 0,21%. 

Dolar AS juga terempas dan sebaliknya emas langsung melejit harganya menjadi safe haven sebagaimana lazimnya saat ketidakpastian memuncak. Namun, tidak sampai 24 jam, Rabu hari ini (15/3/2023), arah angin kembali berubah. Ketakutan akan efek lanjutan dari kejatuhan SVB di Amerika mereda.