Logo Bloomberg Technoz

Lebih Banyak Alasan Bagi BI untuk Menahan Bunga Acuan

Ruisa Khoiriyah
15 March 2023 12:00

Bank Indonesia (BI). (Graham Crouch/Bloomberg)
Bank Indonesia (BI). (Graham Crouch/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kemungkinan besar akan menahan bunga acuan di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dimulai hari ini sampai Kamis siang esok. BI7DRR di level saat ini dinilai masih memadai untuk menjangkar inflasi ke kisaran target 3,0±1% kendati tekanan eksternal sempat beberapa kali meningkatkan volatilitas nilai tukar rupiah.

Dinamika perekonomian global dalam dua pekan terakhir memang memberikan banyak kejutan nan dramatis. Pergerakan nilai tukar rupiah dapat menjadi cerminan betapa tajamnya sentimen pasar global mengombang-ambingkan pasar keuangan. 

Sejak akhir Februari hingga pekan pertama Maret, pairing USDIDR sejatinya sudah cukup stabil di rentang rata-rata 15.267. Namun, pernyataan Ketua Fed Jerome Powell di hadapan Kongres pada 7 Maret yang menegaskan stance bank sentral AS untuk meningkatkan pengetatan moneter, sontak membuat nilai tukar rupiah terpuruk hingga ke level terlemah 2 bulan di posisi Rp 15.450 per dolar AS pada 10 Maret. 

Volatilitas tajam nilai tukar yang membuat rupiah terus tersudut memicu desakan agar BI mengkaji ulang posisi kebijakan moneternya yang secara eksplisit menyebut level 5,75% sudah memadai sampai akhir tahun ini. Proyeksi kenaikan permintaan dolar AS ke depan ditambah risiko arus keluar modal asing dari pasar domestik menjadi faktor pemberat yang membuat bank sentral sebaiknya berhitung ulang. 

Kepemilikan SBN oleh investor asing sampai 13 Maret 2023 (Bloomberg Technoz)

Sebagai gambaran, selama periode 1-13 Maret, pemodal asing sudah melepas Rp 7,51 triliun kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN). Di pasar saham, pemodal asing mencatat net sell Rp 576,08 miliar pada periode yang sama. Puncaknya pada Selasa lalu di mana asing mencetak jual bersih Rp 1,33 triliun tersundut sentimen kejatuhan bank di Amerika.