Logo Bloomberg Technoz

"Ketika pilihan terhadap partai loyal ke PDIP, tetapi capres dia tidak memilih Ganjar. Nampaknya berkaitan dengan tadi Jokowi effect, karena Pak Prabowo di-endorse oleh Pak Jokowi dan anaknya (Gibran) menjadi cawapres," ujar Peneliti Senior BRIN, Lili Romli kepada Bloomberg Technoz, Kamis (15/2/2024). 

Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat debat kelima di JCC, Minggu (4/2/2024). (Dok: Bloomberg)

Namun lebih luas, Lili berpendapat faktor kegagalan Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah melibatkan beberapa aspek. Pertama, kemungkinan Ganjar tidak mampu memberikan efek ekor jas pada PDIP. Suaranya justru lebih rendah dari perolehan partai.

"Menunjukkan Ganjar bukanlah capres yang dapat dijual oleh PDIP. Selain itu, pemilih PDIP juga lebih cenderung memilih berdasarkan figur Jokowi," ujarnya.

Kegagalan Ganjar-Mahfud di Jateng, kata Lili juga kemungkinan disebabkan oleh persepsi terhadap kepemimpinan Ganjar selama menjadi Gubernur di Jateng yang dianggap kurang berhasil. Isu-isu seperti kemiskinan yang masih tinggi, pengangguran, dan pembangunan infrastruktur yang dianggap tidak memuaskan, sehingga menjadi beban yang mempengaruhi opini pemilih.

Mesin PDIP untuk Ganjar

Senada dengan Lili, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro juga memberikan pandangan yang serupa. Ia menegaskan bahwa sebagian besar dukungan Prabowo berasal dari daerah-daerah basis kemenangan presiden Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019.

"Jangan lupa Jokowi itu pada 2019 menang 55%  sementara PDIP itu unggul di pemilu legislatif 2019 sampai 20%. Artinya ada selisih 35% dari suara PDIP dengan suara Pak Jokowi, yang artinya 35% ini adalah pemilih Pak Jokowi dari non PDIP kan?," ujar dia. 

"Mereka inilah yang kemudian suaranya mengalir kepada Prabowo melalui Gibran. Sementara itu quick count kami sudah mencapai 98%. Perolehan suara PDIP diperkirakan di kisaran angka 17%," kata dia menambahkan.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat debat keempat cawapres di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024). (Bloomberg Technioz/Andrean Kristianto)

Namun Bawono belum dapat mengatakan mesin PDIP gagal dalam pemilu. Dalam hal Pilpres, Bawono mengakui PDIP gagal. Tapi kalau di Pileg, mereka berhasil.

"Bisa dipastikan mereka hattrick. PDIP 3 kali menang berturut-turut di pemilu legislatif," ujarnya.

Terkait dengan kemungkinan PDIP untuk beroposisi, Bawono menyebut bukan hal yang berat bagi PDIP beroposisi. PDIP pernah mengecap 10 tahun oposisi saat pemerintahan SBY. 

"Menjadi partai oposisi tapi dengan status partai terbesar di DPR, itu daya tawar politiknya tinggi sekali 5 tahun ke depan. politik mereka, untuk fokus kepada pemilu legislatif ketimbang pemilu presiden," kata…

(prc/ain)

No more pages