Logo Bloomberg Technoz

Para trader saat ini memprediksi kenaikan bunga acuan kurang dari 25 bps, sebagai lanjutan siklus pengetatan, jauh menurun dari prediksi sebelumnya, 50 bps, pada FOMC 22 Maret nanti.

Para pelaku pasar juga mengharapkan akan ada pemangkasan bunga sekitar 75 bps setelah puncak bunga Fed pada Mei 2023. 

Goldman Sachs dan Barclays baru-baru ini mengeluarkan pandangan terbaru. Menurut mereka, The Fed akan menghentikan siklus pengetatan moneter pada FOMC bulan ini, menyusul guncangan pada sektor perbankan yang dipicu oleh SVB.

Sementara Nomura memprediksi Fed akan memangkas bunga 25 bps dan akan berhenti mengurangi beban neracanya dalam pertemuan 22 Maret. 

Kantor pusat Blackrock di New York, Amerika Serikat (Jeenah Moon/Bloomberg)

Menurut BlackRock, keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) adalah contoh dari keretakan sistem keuangan. Ini tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pengetatan moneter oleh Fed setahun terakhir dan menjadi yang paling agresif dalam 40 tahun ini.

Dampak lanjutan bagi perekonomian akan mencakup kondisi keuangan yang ketat, juga suplai kredit yang terbatas, lebih khusus lagi di sektor teknologi.

Namun, situasi ini berbeda dengan krisis keuangan 2008, menurut BlackRock. Aset-aset yang menjadi pusat masalah yang dihadapi bank saat ini, termasuk US Treasury, merupakan aset paling likuid dan transparan. Hal ini yang akan meningkatkan efektivitas langkah-langkah pemerintah AS mencegah efek sistemik. 

BlackRock menilai para investor sebaiknya memilih obligasi pemerintah jangka pendek untuk memperoleh pendapatan, dengan dasar bahwa guncangan terakhir yang menurunkan yield baru-baru ini bisa berbalik karena The Fed akan terus mengerek bunga. 

Perusahaan pengelola dana investasi kelas gigantis ini juga mengingatkan, sebagian besar saham-saham di pasar saat ini belum sepenuhnya memasukkan faktor kerusakan akibat kebijakan bunga Fed. Dus, BlackRock masih bertahan “underweight” terhadap saham-saham di pasar negara maju.

(bbn/rui)

No more pages