Logo Bloomberg Technoz

"Pergerakan pasar obligasi global (Yang agresif) mengindikasikan tanda-tanda perlambatan ekonomi global, yang tidak baik bagi Asia, namun kabar baiknya adalah bank-bank besar di Jepang nampaknya tidak akan mengalami masalah yang sama seperti beberapa bank di AS," kata John Vail, Chief Global Market Strategist di Nikko Asset Management Co.

Indeks Nilai Tukar Dolar AS yang Terkoreksi (Dok Bloomberg)

Indeks Sektoral Perbankan KBW pada Senin mencatat penurunan terbesar dalam satu hari sejak awal pandemi Covid-19. Para pelaku pasar di Asia juga tengah mengamati saham-saham perbankan di kawasan ini yang mengalami tekanan pada Senin kemarin. Saham keuangan sekali lagi menjadi salah satu yang tercatat turun di Jepang.

Kekacauan pasar terbaru telah menyebabkan penilaian cepat terhadap arah kebijakan The Fed. Pedagang swap sekarang mematok kemungkinan kurang dari 60% bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan ini.

"Risiko sebenarnya ialah, kita akan membuat kebijakan yang salah langkah karena pasar jelas tidak yakin apa yang akan dilakukan oleh The Fed. Ada begitu banyak faktor yang bergerak, dan hal ini menciptakan banyak kecemasan bagi para pelaku pasar," kata Gareth Nicholson, Chief Investment dan Discretionary Portfolio Management di Nomura, dalam wawancara dengan Bloomberg Radio.

Para ekonom Goldman Sachs Group Inc. serta aset manajer di Reksa Dana Obligasi yang dikelola aktif terbesar di dunia dari Pacific Investment Management Co. mengatakan The Fed bisa beristirahat sejenak pada kebijakan suku bunganya setelah runtuhnya SVB. Para ekonom Nomura bahkan lebih jauh mengatakan bahwa bisa saja The Fed memangkas target suku bunga acuannya pada minggu depan.

Sebelumnya, ekspektasi kenaikan suku bunga hingga 50 basis poin setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pidato kepada para anggota legislatif pada Selasa lalu.

Para pelaku pasar segera akan memusatkan perhatian mereka kembali kepada laporan Indeks Harga Konsumen AS, yang dapat memicu spekulasi lebih lanjut tentang langkah selanjutnya bagi The Fed.

Indeks S&P 500 ditutup turun 0,2% semalam, setelah bergerak fluktuatif di tengah penurunan saham-saham bank. Sementara itu, indeks Nasdaq yang sensitif terhadap kebijakan Pemerintah dan The Fed, bergerak naik 0,8%, ini angka kenaikan paling tinggi dalam satu minggu terakhir. Akibat dari kejatuhan SVB mendorong Presiden Joe Biden untuk menjanjikan regulasi yang lebih kuat bagi lembaga keuangan AS, sambil meyakinkan para deposan bahwa uang mereka aman.

(bbn)

No more pages