Logo Bloomberg Technoz

Juru bicara UPS kemudian mengatakan bahwa AI tidak menggantikan pekerja, dan para eksekutif tidak secara eksplisit menghubungkan AI dengan PHK permanen dalam pertemuan manajemen dengan investor, analis, dan publik.

BlackRock Inc bulan lalu mengatakan akan memberhentikan sekitar 600 karyawan. Dalam sebuah memo kepada para staf, CEO Larry Fink dan Presiden Rob Kapito menunjukkan pergeseran industri yang dramatis “dan mungkin yang paling besar, teknologi baru siap untuk mengubah industri kami— dan setiap industri lainnya.”

Meskipun Fink telah blak-blakan tentang keyakinannya pada potensi AI untuk meningkatkan produktivitas, teknologi baru ini tidak disebut sebagai alasan pemangkasan.

Sebagai salah satu manajer investasi terbesar, BlackRock masih berharap untuk memiliki staf yang lebih besar pada akhir tahun. Hal ini berkaca dari rencana pengembangan di beberapa bagian bisnisnya, menurut memo tersebut.

Para ahli kesulitan untuk mendapatkan gambaran akurat tentang berapa banyak pekerjaan yang dihilangkan seiring dengan perkembangan AI yang semakin pesat.

Sejak Mei lalu, perusahaan-perusahaan AS telah mengumumkan lebih dari 4.600 pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk membebaskan sumber daya guna mempekerjakan orang-orang yang memiliki pengalaman dengan AI atau karena teknologi tersebut menggantikan tugas-tugas yang ada, demikian menurut firma outplacement Challenger, Gray & Christmas Inc.

Namun, perkiraan tersebut “tentu saja kurang dari jumlah yang sebenarnya," kata Wakil Presiden Senior Andrew Challenger dalam sebuah wawancara.

Angka PHK berkorelasi dengan pencapaian AI generatif. (Dok: Bloomberg)

“Mungkin ada lebih banyak pekerjaan dalam perekonomian yang dipangkas karena AI daripada yang telah dikaitkan dengan hal itu atau diumumkan. Setiap kali sebuah perusahaan menyebutkannya, mereka menjadi berita utama di setiap outlet berita selama sebulan. Mereka lebih suka berada di bawah radar hampir sepanjang waktu,” kata Challenger.

Musim semi lalu, International Business Machines Corp (IBM) menjadi perbincangan di seluruh dunia ketika Chief Executive Officer (CEO) Arvind Krishna mengatakan kepada Bloomberg bahwa perusahaan tersebut berencana untuk menghentikan sementara perekrutan karena merasa akan segera digantikan oleh AI.

Seorang juru bicara IBM mengatakan bahwa perusahaan tidak melakukan pembekuan perekrutan dan berencana untuk mempertahankan jumlah karyawan tahun ini. 

Johnny Taylor, CEO dari Society for Human Resource Management, setuju bahwa banyak dari PHK ini akan terjadi secara diam-diam.

“IBM adalah pemimpin dan mengumumkannya secara terbuka, dan dihajar habis-habisan," ujar Taylor dalam sebuah wawancara di bulan Desember.

“Jadi, mereka yang lain mengatakan 'Kami tidak akan mengumumkannya, saya hanya akan melakukannya. Kami akan mengurangi jumlah karyawan kami.”

Banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut dengan memperlambat perekrutan karyawan secara signifikan, ujarnya. 

“Kita akan bangun tiga tahun dari sekarang dan melihat organisasi yang jauh lebih ramping. Mereka akan mengganti Anda tanpa membuat pengumuman besar,” katanya.

Sejauh ini, sebagian besar PHK terkait AI terjadi di industri teknologi, menurut perhitungan Challenger. Beberapa perusahaan, seperti situs bantuan pekerjaan rumah Chegg dan situs bantuan programmer Stack Overflow, memangkas jumlah pegawai setelah bisnis mereka secara langsung terdampak oleh produk AI.

Perusahaan lain, seperti layanan penyimpanan file Dropbox, berlomba untuk kembali fokus pada teknologi baru. PHK orang lama, memberi jalan bagi karyawan baru yang memiliki keahlian AI.

Hubungan teknologi AI dan tingginya angka PHK di perusahaan teknologi. (Dok: Bloomberg)

Setelah IBM, hanya segelintir perusahaan yang secara eksplisit mengaitkan AI dengan PHK atau pembekuan perekrutan. 

Pada bulan Desember, perusahaan Swedia, Klarna Inc perusahaan penyedia layanan buy now, pay later (BNPL) mengatakan akan membekukan perekrutan karena alat bantu seperti ChatGPT milik OpenAI memangkas waktu pengerjaan tugas-tugas tertentu.

“Kami membutuhkan lebih sedikit orang untuk melakukan hal yang sama. Hal yang tepat bagi kami adalah dengan mengatakan: 'jangan merekrut sekarang, kita lihat saja bagaimana hasilnya nanti’,” kata CEO Sebastian Siemiatkowski kepada Telegraph.

Juru bicara Klarna menolak berkomentar lagi. 

Pada bulan Januari, perusahaan perangkat lunak pembelajaran bahasa Duolingo Inc. memilih untuk tidak memperpanjang kontrak sekitar 10% dari kontraktornya.

“Kami tidak lagi membutuhkan banyak orang untuk melakukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa kontraktor ini. Sebagian dari hal tersebut dapat dikaitkan dengan AI,” kata seorang juru bicara.

Ia menambahkan bahwa Duolingo tidak melakukan pembekuan perekrutan dan secara aktif merekrut untuk berbagai peran. Perusahaan mengatakan tidak ada karyawan tetap yang terpengaruh dan bahwa pengurangan pekerjaan bukanlah “penggantian langsung” pekerja dengan AI.

Telah banyak karyawan tetap dan kontraktornya menggunakan teknologi tersebut dalam pekerjaan mereka.

Hanya sedikit perusahaan yang mengakui peran AI telah memicu pengurangan karyawan, dan terbagi menjadi kelompok yang bersuara atau diam-diam.

Tiga dari empat chief human resources officers yang tergabung dalam kelompok Fortune 500, mengatakan bahwa mereka melihat AI akan menggantikan pekerjaan di perusahaan mereka dalam tiga tahun ke depan. Terungkap dalam survei Gallup tahun lalu 

“Jangan pura-pura - pekerjaan akan hilang karena AI,” kata Bob Toohey, chief human resources officers di perusahaan asuransi Allstate Corp.

Dia mengacu pada pasar tenaga kerja secara keseluruhan, bukan perusahaannya secara khusus. “Akan ada pekerjaan yang hilang, dan juga pekerjaan yang bertambah.”

Di departemennya sendiri, Toohey mengatakan bahwa AI akan mengubah pekerjaan yang disebut tim pembelajaran dan pengembangan yang melatih karyawan Allstate, misalnya, metode baru dalam menangani klaim.

Proses pembuatan konten yang dulunya membutuhkan waktu tiga minggu kini bisa dilakukan dalam waktu kurang dari satu hari. “Kami sedang berada di tengah-tengah pergolakan ini,” kata dia.

Di industri teknologi, beberapa eksekutif puncak telah memperingatkan bahwa AI dapat menghilangkan pekerjaan tertentu, dengan Elon Musk yang mengatakan, “Akan tiba saatnya di mana tidak ada lagi pekerjaan yang dibutuhkan.”

Namun, bagi perusahaan yang saat ini memperkenalkan AI kepada para pekerja, sering kali ada pandangan yang lebih positif.

“Hal besar yang akan Anda dengar dari perusahaan adalah bahwa mereka tidak berfokus pada eliminasi, tetapi augmentasi - mencoba membuat orang lebih efektif dan efisien,” kata Challenger. 

“Namun yang jelas, saat ini ada banyak skenario di mana satu orang dapat melakukan pekerjaan empat atau lima orang dengan bantuan AI, dengan cara yang tidak dapat mereka lakukan setahun yang lalu,” Challenger menambahkan.

“Hal ini terjadi di lapangan meskipun kita tidak mendengarnya dalam pengumuman besar dari berbagai organisasi.”

(bbn)

No more pages