Logo Bloomberg Technoz

Provinsi Hilirisasi Tumbuh 20% Lebih, Tapi Orang Miskin Bertambah

Redaksi
06 February 2024 11:50

Lokasi penambangan nikel yang dioperasikan Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian
Lokasi penambangan nikel yang dioperasikan Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di wilayah di mana kegiatan pertambangan nikel masif dilangsungkan, yang kondang disebut 'hilirisasi nikel', masih menyisakan pekerjaan rumah besar bila menilik indikator kesejahteraan masyarakat di sekitar pertambangan.

Angka kemiskinan tidak jua turun di tengah penurunan kualitas lingkungan yang terus merosot dan mengancam keberlanjutan ke depan.

Dua provinsi di mana kegiatan hilirisasi nikel, di mana banyak smelter milik investor asing maupun lokal yang dibangun untuk menambang nikel, yaitu Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, mencetak pertumbuhan ekonomi tinggi pada 2023, menurut data terbaru yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (5/2/2024). 

Sulawesi Tengah, provinsi seluas 61.841 kilometer persegi dan dihuni oleh sekitar 3,14 juta jiwa orang, mencetak pertumbuhan ekonomi hingga 11,91% tahun lalu, menjadi yang tertinggi untuk wilayah Pulau Sulawesi.

Di provinsi ini ada kegiatan tambang nikel besar di Morowali, kabupaten terbesar di sana, di bawah bendera PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Perusahaan itu beroperasi sejak 2013 dan disebut-sebut sebagai salah satu pabrik nikel terbesar yang mayoritas saham dimiliki oleh Tsingshan Group, perusahaan pengolahan nikel terbesar di dunia asal Tiongkok.