Craig Torres - Bloomberg News
Bloomberg - Otoritas keuangan Amerika Serikat (AS) bergerak untuk melindungi dana nasabah usai kejatuhan Silicon Valley Bank. Otoritas juga akan menyusun rencana perlindungan, agar nasabah rumah tangga dan dunia usaha tidak ramai-ramai meninggalkan bank kecil.
Bloomberg News memberitakan, Kementerian Keuangan AS, Bank Sentral, dan Lembaga Federal Penjamin Simpanan mengumumkan rencana penguatan kepercayaan terhadap sistem perbankan setelah dampak kebangkrutan SVB dikhawatirkan meluas.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut langkah ini akan melindungi “seluruh deposan”. Pernyataan ini memberi sinyal bahwa nasabah dengan simpanan lebih dari US$ 250.000 (Rp 3,87 miliar), yang merupakan batas atas penjaminan, akan ikut dijamin.
Deposan SVB “akan memiliki akses terhadap uang mereka mulai Senin, 13 Maret” sebut keterangan resmi pemerintah. Tidak ada uang pembayar pajak yang akan dipakai untuk resolusi SVB.
Pemerintah juga memerintahkan penutupan Signature Bank dan seluruh deposan bisa mengakses dana mereka mulai Senin.
Dalam pernyataan terpisah, Bank Sentral The Federal Reserve/The Fed menyebut tengah menyusun “Program Pendanaan Perbankan (Bank Term Funding Program)”. Program ini menawarkan pinjaman kepada bank dengan syarat yang dipermudah.
Kementerian keuangan akan “memberikan pendanaan hingga US$ 25 miliar (Rp 386,7 triliun) dari Dana Stabilisasi Mata Uang” untuk mendanai program ini. Namun The Fed mungkin tidak akan mengambilnya,
Dalam program baru ini, yang menyediakan pinjaman hingga tenor sampai 1 tahun, jaminan akan dihargai sesuai par atau US$ 100 sen (US$ 1). Artinya, bank bisa mendapatkan pinjaman yang lebih besar dari biasanya dengan jaminan lebih rendah (misalnya obligasi pemerintah AS yang harganya turun karena kenaikan imbal hasil/yield).
Dengan program pinjaman yang biasanya, dikenal sebagai Discount Window, The Fed meminjamkan uang dengan mendiskon aset yang dijaminkan, praktik yang disebut sebagai haircut.
(bbn)