Logo Bloomberg Technoz

Bahan Baku Alternatif Baterai EV Bakal Marak 2025, Nikel RI Aman?

Dovana Hasiana
24 January 2024 10:10

Laboratorium sertifikasi mutu konsentrat mineral untuk industri baterai LFP di Kota Quebec, Kanada, Selasa (20/6/2023). (Renaud Philippe/Bloomberg)
Laboratorium sertifikasi mutu konsentrat mineral untuk industri baterai LFP di Kota Quebec, Kanada, Selasa (20/6/2023). (Renaud Philippe/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR) mencatat bahan baku alternatif untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) makin berkembang dan diproyeksi masuk ke pasar pada 2025. 

Bahan baku seperti solid state dan sodium-ion akan menambah pilihan bahan baku baterai selain lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC) yang saat ini banyak digunakan oleh produsen mobil listrik di dunia.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan perkembangan bahan baku ini akan mengubah pasar baterai setelah 2025 karena diproyeksikan terdapat 2 hingga 3 teknologi yang siap untuk masuk ke pasar. 

“Kalau kita lihat perkembangan teknologi LFP dan NMC dari early market ke niche market itu dalam waktu 2 hingga 3 tahun untuk teknologi baterai. Sodium-ion lebih murah dari LFP karena tidak pakai litium, lalu ada beberapa teknologi lain yang menggunakan litium lebih sedikit. Jadi harga bisa lebih murah karena harga litium naik tinggi imbas permintaan besar,” ujar Fabby saat dihubungi, Rabu (24/1/2024).

Menurut Fabby, perkembangan ini sejalan dengan upaya perusahaan mobil listrik di dunia dalam menekan harga produk yang dihasilkan sehingga bisa masuk ke pasar secara umum (mass market).

Laboratorium sertifikasi mutu konsentrat mineral untuk industri baterai LFP di Kota Quebec, Kanada, Selasa (20/6/2023). (Renaud Philippe/Bloomberg)