Logo Bloomberg Technoz

Pakar Soal Food Estate: Kalau Sukses, Impor Pangan Tak Naik

Dovana Hasiana
23 January 2024 13:40

Presiden Jokowi meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah, Kamis (8/10/2020). (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah, Kamis (8/10/2020). (Foto: BPMI Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta — Ekonom pertanian dari Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian skeptis soal klaim dari Kementerian Pertanian yang mengatakan bahwa program Food Estate berhasil dalam memacu panen komoditas hortikultura.

Dia berpendapat bila Food Estate memang mampu mendongkrak produksi hortikultura, Indonesia tidak akan melakukan impor. Eliza mengutip data dari Trademap yang menunjukkan impor komoditas bawang-bawangan Indonesia justru meningkat.

Data dari Trademap mengungkap impor bawang bombay dan bawang merah Indonesia menembus 178.197 ton pada 2022, naik dari impor sebanyak 115.148 ton pada 2021.

“Jika Food Estate komoditas hortikultura itu signifikan berhasil meningkatkan produksi, mungkin impor hortikultura Indonesia tidak akan terus meningkat. Sebab, kenaikan permintaan komoditas hortikultura dapat terpenuhi dari dalam negeri. Namun, kalau melihat data, impor komoditas bawang justru meningkat,” ujar Eliza saat dihubungi, Selasa (23/1/2024).

Proyek Food Estate di Kalimantan Tengah, 2021. (Foto: ekon.go.id)

Bila ditelusuri, kata Eliza, impor hortikultura lebih banyak terjadi pada bawang. Nilai impor komoditas hortikultura yang terus meningkat menjadi bukti bahwa produksi dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan.