Logo Bloomberg Technoz

Bank Berebut Duit, Jadi Sulit Salurkan Kredit

Ruisa Khoiriyah
23 January 2024 12:45

Perebutan likuiditas perbankan mengetat di tengah DPK yang melambat dan bunga pasar uang rekor tertinggi (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Perebutan likuiditas perbankan mengetat di tengah DPK yang melambat dan bunga pasar uang rekor tertinggi (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan masih akan berlanjut, memperpanjang situasi keketatan likuiditas di perbankan dan mendorong para bankir kian memperketat kebijakan pemberian kredit. Hal itu pada akhirnya akan memicu stagnasi pertumbuhan kredit sepanjang 2024 ini.

Para bankir berlomba menaikkan tawaran bunga simpanan seiring dengan kian sengitnya perebutan dana di pasar uang di mana tingkat bunga Jakarta Interbank Overnight Rate (JIBOR) di semua tenor, 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan, menyentuh level tertinggi sejak pertengahan 2019 silam.

Hasil survei perbankan terbaru yang dilansir oleh Bank Indonesia (BI) Selasa hari ini (23/1/2024), mengungkapkan, pertumbuhan DPK pada kuartal 1-2024 diperkirakan anjlok dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 16,1% dibandingkan SBT 93,7% pada kuartal sebelumnya. 

Anjloknya pertumbuhan DPK terjadi di semua jenis produk simpanan terutama deposito dengan SBT 6,3% dari 66,4%. Tabungan juga akan melambat pertumbuhannya dengan SBT 58,4% dari 88,5% pada kuartal IV-2023. Sedangkan giro melambat juga pertumbuhannya dengan SBT 16,4% di kuartal 1-2024 dari 42,5% pada kuartal sebelumnya.

Prediksi pertumbuhan dana pihak ketiga (PHK) perbankan 2024 (Dok. Bank Indonesia)

Seretnya pertumbuhan DPK yang sejatinya sudah berlangsung sejak kuartal terakhir tahun lalu seiring langkah agresif bank sentral mengetatkan moneter, berpengaruh terhadap kebijakan penyaluran kredit bank (lending standard).