Logo Bloomberg Technoz

Era Transisi Energi, RI Diramal Masih Kecanduan BBM hingga 2033

Wike Dita Herlinda
18 January 2024 10:20

Seorang pengendara mengisi bahan bakar di pom bensin menjelang pemogokan dua hari di Naples, Italia, Selasa (24/1/2023). (Alessio Paduano/Bloomberg)
Seorang pengendara mengisi bahan bakar di pom bensin menjelang pemogokan dua hari di Naples, Italia, Selasa (24/1/2023). (Alessio Paduano/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak (BBM) diproyeksi masih tinggi hingga 2033, lantaran sumber energi fosil tersebut ditaksir masih akan mendominasi konsumsi energi nasional pada periode tersebut.

Menurut Outlook Energi Indonesia (OEI) 2023 Dewan Energi Nasional (DEN), hingga 2033, BBM masih akan merajai permintaan energi final di Tanah Air dengan porsi sebesar 42%—44% dari total konsumsi energi nasional.

“Konsumsi energi final terbesar masih terdapat di Jawa—Bali sekitar 50%, diikuti Sumatra dan Kalimantan,” papar DEN dalam laporan yang dilansir Rabu (17/1/2024).

Terkait dengan konsumsi BBM, DEN mencatat total permintaan per tahun di Indonesia terus meningkat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi pascapandemi Covid-19. Kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang masih boros, dan harga BBM yang murah bila dibandingkan dengan negara lain. 

"Guna menurunkan ketergantungan terhadap BBM, pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain penghapusan subsidi bensin mulai 2014, mandatori penggunaan biodiesel sejak 2020, dan terbitnya peraturan terkait dengan kendaraan listrik sejak 2019," tulis DEN.

Pertumbuhan konsumsi energi berdasarkan jenis pada 2017—2022./Sumber: DEN