Logo Bloomberg Technoz

Harga Pertalite Sulit Turun pada 2024, Kuota pun Dikurangi

Wike Dita Herlinda
17 January 2024 12:40

Petugas SPBU Pertamina mengisi BBM ke sepeda motor./Bloomberg-Dimas Ardian
Petugas SPBU Pertamina mengisi BBM ke sepeda motor./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Peluang penurunan harga bensin bersubsidi milik Pertamina, Pertalite, masih tertutup rapat pada tahun ini, kendati harga minyak dunia diprediksi sulit kembali menembus level US$80/barel.

Harga minyak dunia hari ini terjerembap di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan nada risk-off yang lebih luas mengimbangi kekhawatiran atas ketegangan di Timur Tengah, termasuk serangan lanjutan terhadap kapal-kapal di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Brent untuk penyelesaian Maret turun 0,7% menjadi US$77,74/barel pada pukul 12:20 siang di Singapura, Rabu (17/1/2024). Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 0,8% menjadi US$71,82/barel.

Meski harga minyak sepanjang pembuka tahun ini cenderung bearish, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sudah menegaskan pemerintah tidak memiliki rencana untuk mengoreksi kebijakan soal harga Pertalite, kecuali minyak dunia menyentuh US$60/barel.

Alih-alih memperjuangkan penurunan harga Pertalite, Arifin menyebut, pemerintah lebih mendorong percepatan transisi menuju penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).