Bloomberg Technoz, Jakarta - Wings dan Grup Djarum sempat dikabarkan hengkang dari konsorsium Nusantara yang dipimpin bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma, atau yang akrab disapa Aguan, untuk membangun proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kabar tersebut dibantah oleh Head of Corporate Communications & CSR Wings Group Indonesia Sheila Kansil. Ia memastikan, Wings Group tidak hengkang dari Konsorsium Nusantara. Cuma memang, investasinya dilakukan bukan berbasis komersial.
Pemilik Wings Group
Dilansir melalui website resmi Wings Group, Harjo Sutanto merupakan pemilik dari Wings Group. Awalnya, Harjo Sutanto pindah dari Tulungagung ke Surabaya. Dia bersama Johannes Ferdinand Katuari mendirikan pabrik sabun rumah tangga yang diberi nama Fa. Thong Fat yang artinya “Sukses dan Makmur Bersama”.
Produk pertama dari Fa. Thong Fat adalah sabun batangan dengan nama Wings Soap. Produk tersebut didistribusikan menggunakan sepeda dan penjualan sabun dilakukan dari pintu ke pintu, pengiriman ke toko-toko dan melalui penjual berkeliling.
Pada 2020, Sutanto masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan menempati posisi ke-48. Harta kekayaannya saat itu tercatat sebesar USD530 juta atau setara Rp8,22 triliun (Asumsi Kurs Rp15.527).
Saat ini, Wings merupakan salah satu pembuat sabun dan produk lainnya yang terbesar di Indonesia. Adapun Wings menjual produk seperti pembersih toilet, deterjen dan pembalut wanita. Putra Katuari, Eddy, mengambil alih pembuat perlengkapan rumah tangga Wings pada tahun 2004, setelah kematian ayahnya.
Diketahui Sutanto juga juga memiliki waralaba Indonesia untuk pengecer Jepang FamilyMart.
Pemilik Grup Djarum
Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono merupakan pemilik dari Djarum Group. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, Robert merupakan orang terkaya ke-2 di Indonesia. Berdasarkan kalkulasi Bloomberg, kekayaan Robert Budi Hartono bernilai Rp331,27 triliun (US$21,1 miliar)
Robert Budi Hartono adalah putra kedua dari pendiri raksasa rokok Djarum. Pada 2020, pangsa pasar Djarum dalam penjualan rokok nasional mencapai 18,7% dan berada di peringkat ketiga setelah Sampoerna (32,5%) dan Gudang Garam (27,5%).
Kekayaan Robert Budi Hartono tidak hanya datang dari Djarum. Penyumbang terbesarnya adalah kepemilikan saham di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Secara individual, Robert Budi Hartono adalah pemegang 28,13 juta saham BBCA (0,023%). Namun bersama kakaknya, Michael Bambang Hartono, Robert Budi Hartono juga menjadi pemegang saham terbesar BBCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan.
Sementara, Michael Bambang Hartono berada dalam peringkat ke-4. Berdasarkan kalkulasi Bloomberg, kekayaan Michael Bambang Hartono bernilai Rp314 triliun (US$20 miliar). Michael Bambang Hartono adalah kakak dari Robert Budi Hartono. Seperti halnya Robert Budi Hartono, Michael Bambang Hartono juga merupakan salah satu pemegang saham BBCA. Secara individu, Michael Bambang Hartono memiliki 27,02 juta saham (0,022%).
Selain Djarum dan BBCA, kekayaan Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono datang dari unit usaha lain. Grup Djarum adalah pemilik PT Hartono Istana Teknologi yang merupakan pemegang merek Polytron. Selain produk-produk elektronik, Polytron juga sudah masuk ke pasar sepeda motor listrik.
(dov/dhf)