Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten pertambangan batu bara yang terafiliasi dengan Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), akan membagikan dividen interim tahun buku 2023 mencapai US$400 juta.

Nilai ini, jika dirupiahkan menggunakan asumsi Kurs Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor pada 22 Desember 2023 berada di posisi Rp15.489/US$, maka nilainya setara dengan Rp6,19 triliun.

Dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan, perusahaan akan melaksanakan pembagian dividen interim pada 12 Januari 2024 mendatang, usai Keputusan Direksi serta persetujuan Dewan Komisaris Adaro Energy Indonesia, Kamis (14/12/2023).

“Dengan ini kami mengumumkan bahwa berdasarkan Keputusan Direksi dan Dewan Komisaris PT Adaro Energy Indonesia Tbk tertanggal 14 Desember 2023, memutuskan dan menyetujui untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku 2023 sebesar US$400.000.000, yang berasal dari laba bersih Perseroan pada periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 (Dividen Interim),” tulis Direksi Perusahaan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Adapun sebagai informasi lanjutan, rasio dividen interim per saham akan diinformasikan lebih lanjut pada saat masa recording date di tanggal 2 Januari 2024.

“Pembagian Dividen Interim kepada pemegang paham akan dilakukan dalam mata uang Rupiah dengan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 2 Januari 2024 sebagai kurs konversi,” jelasnya.

Berikut jadwal pembagian dividen interim saham ADRO:

  • Tanggal cum date dividen pasar reguler dan pasar negosiasi: 28 Desember 2023
  • Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi: 29 Desember 2023
  • Tanggal cum date dividen pasar tunai: 2 Januari 2024
  • Ex dividen pasar tunai: 3 Januari 2024
  • Tanggal pencatatan (recording date): 2 Januari 2024
  • Pembayaran dividen interim dijadwalkan: 12 Januari 2024

Dalam catatan laporan keuangan per 30 September, Adaro Energy Indonesia mencatat pertumbuhan 11% pada volume penjualan menjadi 49,12 juta ton, dengan pendapatan dari penjualan batubara dan jasa pertambangan mencapai US$4,98 miliar. Sementara itu, laba bersih sejumlah US$1,21 miliar.

(fad)

No more pages