Logo Bloomberg Technoz

The Fed Menolak Ide Pivot, Rupiah Hari Ini Masih Akan Tertekan

Tim Riset Bloomberg Technoz
19 December 2023 07:40

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Selasa (19/12/2023), kemungkinan masih akan melemah dibayangi kehati-hatian pasar menanggapi pernyataan hawkish para pejabat Federal Reserve (The Fed) yang mengikis optimisme penurunan bunga acuan.

Rupiah yang kemarin terperosok melemah, seiring dengan tekanan yang juga dialami oleh hampir semua mata uang Asia, sepertinya masih akan sulit bangkit. Alih-alih, rupiah akan semakin tertekan karena sentimen The Fed.

Setelah kemarin pasar terhempas oleh pernyataan tiga pejabat The Fed yang menyangkal ide penurunan bunga acuan terlalu cepat tahun depan, kini ada tiga lagi pejabat bank sentral yang menyatakan hal serupa. Loretta Mester, Presiden Fed Cleveland dan Presiden Fed San Francisco Maria Daly dalam wawancara yang terbit Senin kemarin, menyatakan, ekspektasi penurunan bunga pada awal tahun depan adalah terlalu prematur. Dua pejabat ini memberi suara dalam rapat terbuka FOMC tahun depan.

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan dia terkejut dengan reaksi pasar yang sangat besar terhadap pembaruan proyeksi ekonomi triwulanan The Fed minggu lalu. “Saya sedikit bingung dengan – apakah pasar hanya berasumsi, 'inilah yang kami ingin mereka katakan?'” kata Goolsbee pada hari Senin dalam sebuah wawancara di CNBC. “Saya pikir tampaknya ada kebingungan tentang cara kerja FOMC. Kami tidak memperdebatkan kebijakan tertentu secara spekulatif mengenai masa depan.”

Indeks dolar AS semalam ditutup menguat 0,01% dan keyakinan di pasar Treasury, surat utang AS, juga masih dibayangi keraguan dengan kenaikan yield mayoritas tenor dipimpin oleh tenor terpanjang 30 tahun yang naik 3,2 basis poin (bps) pagi ini.  Sementara tenor acuan 10 tahun masih bertahan di 3,92%. Perkembangan terakhir itu mempengaruhi pamor obligasi pasar berkembang yang ditutup merah kemarin dan mungkin masih akan berimbas pada pergerakan valuta emerging market hari ini.