Logo Bloomberg Technoz

Harga CPO Tetap Bergejolak, Emiten Perkebunan Bisa Curi Momentum

Whery Enggo Prayogi
02 March 2023 15:23

Pepohonan tumbuh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (13/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pepohonan tumbuh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (13/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta — Permintaan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk pasar luar negeri diproyeksi masih terjaga, terutama dari China dan India. Atas hal ini, beberapa emiten sektor perkebunan dinilai akan memiliki keuntungan investasi.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan, dalam laporan terbarunya menyebut, akibat kebijakan pembukaan kembali China dan produksi minyak nabati pengganti dari India yang kurang baik, emiten perkebunan Indonesia akan diuntungkan.

“Kami memiliki pandangan bahwa permintaan atas CPO akan tetap utuh,” kata Rizkia dalam laporannya, Kamis (02/03/2023).

Dia menambahkan, rantai pasok minyak nabati dunia diprediksi terganggu. Produksi minyak nabati dunia juga ditaksir lebih rendah. “Ke depannya, kami memperkirakan pasokan minyak nabati dunia masih akan cenderung terbatas akibat cuaca yang kurang menguntungkan,” paparnya.

Meski terdapat hambatan, tonase produksi dari dua negara penghasil CPO dunia—Indonesia dan Malaysia—masih memiliki potensi untuk mencapai level batas sehingga akan muncul gejolak harga sepanjang tahun ini.