Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) mengeklaim bahwa saat ini penyaluran pupuk bersubsidi kepada para petani di Indonesia bisa dijangkau lebih mudah, dengan adanya aplikasi integrasi pupuk bersubdisi (I-Pubers).

Dengan hadirnya aplikasi itu, diharapkan dapat mempermudah kendala dan hambatan penyaluran yang saat ini kerap terjadi di berbagai daerah.

"Dengan adanya mekanisme ini, [petani] cukup membawa KTP untuk bisa mengakses di sistem, kemudian kios nanti akan meng-input jumlah transaksi penebusan, dan petani menandatangani," ujar Senior Project Manager Advokasi Publik PIHC Yana Nurahmad Haerudin di sela diskusi Transormasi Kebijakan Pupuk Bersubsidi secara daring, Rabu (6/12/2023).

Selain itu, Yana mengatakan, penggunaan aplikasi tersebut juga dapat membuat disparitas atau perbedaan harga pupuk di daerah makin berkurang.

"Perubahan ini juga akan membuat perbedaan harga akan hilang, karena mekanisme akan berubah dan ditransfer ke penerima subsidi."

Namun demikian, Yana menggarisbawahi jika penggunaan aplikasi ini akan berhasil sepenuhnya jika data petani yang menerima manfaat tersebut telah terintergrasi secara optimal.

"Maka itu, ini perlu ada satu macam integrasi data, antara data petani penerima subsidi dan layanan perbankan," tuturnya.

Sekadar catatan, aplikasi i-Pubers ini mengintegrasikan data penerima subsidi di alokasi elektronik dengan data stok pupuk di PT Pupuk Indonesia. Kemudian di hilir, atau tempat penyaluran, kios menggunakan aplikasi ini untuk menginput data penyaluran data subsidi secara digital.

Aplikasi ini juga memilik  teknologi yakni Geo-Tegging dan time stamp sehingga memberi tambahan info seperti lokasi geografis koordinat, GPS, lokasi transaksi.

Kemudian, aplikasi tersebut juga mengintegrasikan database e-Alokasi Kementan & data stok Pupuk Indonesia Holding Company sehingga mempermudah kontrol stok produk & barang secara real time.

Yana menuturkan, saat ini pihaknya baru melakukan uji coba terhadap 819 kios sejak dimulai Agustus lalu. Uji coba itu baru sekitar 3%—4% dari total kios penyalur pupuk subsidi yang berjumlah 26.400 kios.

Salah satu kendala lambatnya perlambatan itu juga yakni akses jaringan internet yang belum merata diberbagai daerah.

(ibn/wdh)

No more pages