Logo Bloomberg Technoz

Kinerja Investasi Dana Haji Rendah, Biaya Haji Bisa Kian Mahal

Ruisa Khoiriyah
28 November 2023 15:15

Calon haji menunggu proses administrasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Calon haji menunggu proses administrasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Biaya haji yang harus dibayarkan oleh calon jamaah haji Indonesia untuk keberangkatan tahun depan naik 12,5% dibandingkan 2023 yaitu menjadi Rp56,04 juta dari total biaya haji (Bipih) sebesar Rp93,4 juta. Porsi biaya yang dibayarkan oleh calon jamaah haji  itu juga menjadi yang tertinggi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Kenaikan biaya haji ke level tertinggi dalam satu dekade itu terjadi akibat makin besarnya porsi alokasi yang harus dibayarkan oleh calon jamaah haji dari total Bipih, mencapai 60%. Sementara 40% dari Bipih diambilkan dari nilai manfaat pengelolaan dana haji.

Yang menarik, meski alokasi biaya yang ditanggung oleh calon jamaah semakin besar, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengaku masih harus 'nombok' sedikitnya Rp1,02 triliun untuk menutup total Bipih, yang diambil dari nilai cadangan manfaat. Total porsi Bipih yang diambilkan dari nilai manfaat pengelolaan dana haji mencapai Rp8,2 triliun, naik 1,4% dari tahun sebelumnya. 

Kenaikan biaya haji yang harus ditanggung oleh calon jamaah haji itu mungkin bisa dihindari atau dibatasi angkanya tidak terlalu besar, bila pengelolaan dana haji bisa lebih optimal sehingga bisa mengimbangi kenaikan komponen-komponen biaya haji di masa mendatang.

Faktanya, sampai Oktober lalu, dengan nilai dana kelolaan sangat besar mencapai Rp166 triliun, tingkat return atau pertumbuhan dana dari aktivitas investasi dana haji hanya sebesar 6,7%. Tingkat return itu masih di bawah capaian return dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan yang mencapai 6,93% (yield of investment).