Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (21/11/2023), dibuka menguat. Pada pukul 9.10, indeks mencatat kenaikan 6,28 poin atau setara dengan 0,09% ke level 7.001.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 2,77 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 138.648 kali.
Sebanyak 236 saham menguat dan 155 saham melemah. Sementara, 206 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global dan regional. Bursa saham utama Amerika Serikat, Wall Street akhir pekan lalu hingga perdagangan awal pekan di Senin berhasil ditutup menghijau dan mencatatkan kenaikan selama tiga bulan berturut-turut, di dorong oleh gelombang optimisme seputar potensi berakhirnya pengetatan kebijakan moneter oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Investor berspekulasi bahwa Federal Reserve akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga. Sejumlah data ekonomi AS yang belakangan ini keluar lebih buruk dari estimasi memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve sudah selesai menaikkan suku bunga acuan.
“Pasar kontrak berjangka (Futures) mengantisipasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 100 bps di tahun 2024, naik dari 77 bps sebelum rilis data inflasi bulan Oktober AS pada hari Selasa minggu lalu,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
"Kami tetap positif terhadap saham dan memperkirakan perpanjangan reli yang baru-baru ini dialami seiring perekonomian AS yang terus mengalami ekspansi ekonomi yang berkelanjutan meskipun dengan kecepatan yang moderat," kata John Stoltzfus, Chief Investment Strategist di Oppenheimer Asset Management, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Dari regional, pelaku pasar juga mencermati keputusan Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman, sesuai dengan ekspektasi, pelemahan nilai tukar mata uang Yuan telah membatasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dan pejabat tinggi PBOC menunggu dampak dari stimulus yang sebelumnya telah diluncurkan untuk menopang permintaan kredit.
PBOC mempertahankan suku bunga Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 tahun, rujukan untuk menetapkan suku bunga pinjaman rumah tangga dan suku bunga korporasi di 3,45%. Sementara itu, LPR bertenor 5 Tahun, rujukan untuk menentukan suku bunga KPR dipertahankan di 4,2%.
(fad)






























