Logo Bloomberg Technoz

Edukasi Pasar Modal

Surabaya dan Geliat Investor Syariah


Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Jakarta - Kota Surabaya kental dan tidak dapat lepas dari nilai kepahlawanan. Keterkaitan kota Surabaya dengan nilai kepahlawanan telah memiliki sejarah panjang sejak awal pendiriannya. Bahkan, nama Surabaya sendiri diambil dari kata sura (berani) dan baya (bahaya), yang jika diartikan adalah berarti keberanian dalam menghadapi ancaman bahaya.

Selain itu, nilai kepahlawanan dalam kota Surabaya semakin tergambar dengan julukan Kota Pahlawan yang dimilikinya atas aksi heroisme arek-arek Suroboyo dalam berjuang melawan penjajah dengan hanya berbekal bambu runcing pada 10 November 1945.

Saat ini, julukan pahlawan tidak lagi hanya diperuntukkan untuk seseorang yang berjuang untuk negara dengan menggunakan bambu runcing, tetapi seseorang yang memiliki kontribusi besar terhadap negara juga dapat disebut pahlawan, baik dalam bentuk gagasan, inovasi, atau kontribusi lainnya yang dapat memberikan dampak positif kepada negara. Dengan demikian, Investor syariah juga layak mendapatkan julukan pahlawan.

Investor syariah merupakan pahlawan bagi negara karena dengan berinvestasi, investor syariah telah memberikan kontribusi besar bagi negara. Berdasarkan berdasarkan data dari DJPPR Kemenkeu, selama sepuluh tahun terakhir, pada periode 2013 – 2023, telah terdapat 5.187 proyek infrastruktur publik yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia yang dibangun atas jasa investor syariah melalui investasi pada instrumen sukuk negara dengan nilai proyek mencapai Rp209,82 triliun.

Besarnya kontribusi investor syariah tersebut tidak lepas dari jumlah investor syariah yang terus mengalami pertumbuhan. Dalam lima tahun terakhir, jumlah investor syariah telah mengalami peningkatan sebesar 202% dari 44.536 investor pada 2018, menjadi 134.313 investor pada Oktober 2023. Adapun, sebanyak 13% dari total investor syariah atau 17.431 investor syariah adalah berasal dari Jawa Timur, hal tersebut menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah investor syariah terbanyak ke-3 di Indonesia.