Logo Bloomberg Technoz

Sentra Produksi Terkena Banjir, Bapanas Stabilisasi Bawang Merah

Muhammad Fikri
28 April 2024 14:00

Pedagang memilih bawang merah untuk dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang memilih bawang merah untuk dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan Stakeholder pangan lainnya bersiap untuk menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di wilayah Jakarta mulai 29 April sampai 8 Mei 2024. Hal ini dilakukan dalam upaya stabilisasi harga bawang merah.

Perhelatan ini akan dilaksanakan di 63 titik lokasi, plus 2 Pasar Mitra Tani Hortikultura (PMTH) yang akan menyediakan bawang merah jenis Batu Ijo, Bima Brebes, dan Brebes Super dengan harga yang terjangkau.

“Komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan terus kita laksanakan secara kolaboratif. GPM bawang merah untuk wilayah Jakarta ini merupakan bentuk kerja sama Badan Pangan Nasional dengan Kementan beserta stakeholder pangan lainnya. Melalui operasi pasar murah yang masif dalam beberapa hari ke depan, kita harap bisa menekan gejolak bawang merah yang belakangan ini menjadi perhatian masyarakat,” kata Kepala NFA Arief Prasetyo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

“Fluktuasi bawang merah memang sempat terjadi usai lebaran, yang pertama karena kita ketahui adanya banjir di Jawa Tengah, yang memang merupakan sentra produksi bawang merah. Itu sekitar 7.500 hektar yang terdampak banjir dan ada juga sekitar 2.500 hektar yang puso. Artinya potensi kehilangan produksi bisa sekitar 25 ribu ton. Lalu ada keterbatasan tenaga kerja baik di produksi, distributor sampai di pasar jelang dan beberapa hari usai Lebaran juga ikut berpengaruh,” pungkasnya.

Arief juga mengatakan hal ini sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo ke BPN dalam menjaga stabilitas pangan, dengan merangkul stakeholder pangan. Mulai dari pemerintah daerah, pedagang pasar, asosiasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hingga Champion Bawang Merah binaan dari Kementan.