Logo Bloomberg Technoz

The Lions Den, sebuah kelompok militan Palestina, mengklaim enam dari yang tewas adalah anggotanya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price mengatakan pada Rabu bahwa AS sangat prihatin dengan banyaknya korban luka dan kematian warga sipil dalam serangan itu dan dengan meningkatnya tingkat kekerasan di Israel dan Tepi Barat.

“Kami menyadari masalah keamanan yang sangat nyata yang dihadapi Israel,” kata Price kepada wartawan. Namun dia mengatakan bahwa “kami sangat prihatin bahwa dampak serangan hari ini dapat menghambat upaya yang ditujukan untuk memulihkan ketenangan bagi Israel dan Palestina.”

Bulan lalu, sembilan warga Palestina tewas dalam pertempuran di kota Jenin, Tepi Barat bagian utara. Pada saat itu, Otoritas Palestina mengatakan akan mengakhiri hubungan keamanan dengan Israel, yang berarti tidak akan bekerja sama dalam menangkap militan. Hubungan memburuk dengan cepat ketika pemerintah baru Israel mengizinkan pemukiman ilegal dan pejabat tinggi mereka mengatakan rencana melonggarkan peraturan tembakan terbuka untuk tentara.

2023, Awal yang Paling Mematikan

Sekitar 61 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2023, menjadikan ini awal paling mematikan dalam setahun sejak 2004. Setelah serangan Jenin pada Januari di mana seorang warga Palestina melepaskan tembakan di luar sinagoga di  Yerusalem Timur yang menewaskan tujuh jemaah.

Pejabat keamanan Israel mengatakan telah terjadi proliferasi senjata yang diselundupkan ke wilayah Palestina. Dengan bulan suci Ramadhan yang akan dimulai bulan depan, ada kekhawatiran bahwa kekerasan akan meningkat.

Letnan Kolonel Richard Hecht, juru bicara Angkatan Darat Israel, mengatakan pada Rabu bahwa “Jumlah tembakan sangat banyak. Ada kekuatan di udara yang kita sadari dan khawatirkan.”

--Dengan asistensi Iain Marlow.

(bbn)

No more pages