Logo Bloomberg Technoz

RI Bikin Indeks Nikel Sendiri, Pakar Sebut Dampak ke Harga Minim

Sultan Ibnu Affan
03 November 2023 09:50

Perdana Bagi Indonesia, NCKL Memproduksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik: Nikel Sulfat (Dok Perusahaan)
Perdana Bagi Indonesia, NCKL Memproduksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik: Nikel Sulfat (Dok Perusahaan)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Niat Indonesia untuk memiliki Indeks Nikel Indonesia (INI) dan tidak lagi mengacu pada London Metal Exchange (LME) dalam menentukan harga mineral logam itu dinilai tidak akan serta-merta mendongkrak pasar komoditas pertambangan tersebut.

Dalam kaitan itu, pakar energi Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa mengatakan fluktuasi harga nikel dalam indeks mandiri milik Indonesia sekalipun tetap harus bergantung pada mekanisme pasar, atau keseimbangan persediaan (supply) dan permintaan (demand) nikel.

"Saat permintaan konsumen meningkat, sementara suplai tetap, maka harga akan terdongkrak naik. Sebaliknya kalau permintaan turun, suplai tetap, harga akan turun," ujarnya saat dihubungi, Jumat (3/11/2023).

Namun demikian, Iwa optimistis ke depan rencana Indonesia untuk memiliki indeks harga nikel sendiri dapat meningkatkan nilai tambah terhadap pelaku pasar komoditas pertambangan itu sendiri.

Selain itu, Guru Besar Fakultas Teknik UI tersebut pun meyakini harga acuan dalam INI dapat bersaing dengan lembaga acuan tolok ukur harga komoditas lain seperti LME dan Shanghai Metal Markets (SMM).