Logo Bloomberg Technoz

Tambang Nikel RI Dikritik Aktivis Lingkungan, Ini Respons Harita

Mis Fransiska Dewi
25 October 2023 10:10

Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Group, Roy Arman Arfandy, tidak menampik praktik pertambangan nikel di Indonesia tengah disorot dunia terkait dengan dugaan perusakan lingkungan.

“Kita di tambang [nikel] juga  disorot dari mana-mana. Dari NGO, dari mana-mana, kami disorot. Jadi, mau tidak mau kami harus mempunya komitmen kuat untuk terhadap ESG [environmental, social, and corporate governance] dan sustainability,” ujarnya di sela BNI Investor Daily Summit 2023, Selasa (25/10/2023) petang. 

Dalam kaitan itu, dia mencontohkan, prinsip ESG yang yang sudah diterapkan di pertambangan nikel Harita salah satunya adalah dalam hal pengelolaan dan pengolahan limbah dari smelter feronikel milik perseroan di Pulau Obi, Maluku Utara.

“Kami mengolah limbah dari smelter kami, hasilnya seperti nickel slag. Kami mengolahnya menjadi bahan bangunan seperti batako, paving block, bahkan kami membuat box culvert untuk sistem drainase. Itu kami buat dari limbah nickel slag,” kata Roy.

Tidak hanya itu, limbah nikel Harita dikatakan juga diolah menjadi bahan cor beton untuk digunakan dalam proyek pembangunan di fasilitas pabrik olahan nikel milik  perseroan.