Logo Bloomberg Technoz

Harita Siapkan Smelter Nikel HPAL Kedua untuk 2024

Mis Fransiska Dewi
25 October 2023 09:55

Pabrik pengelohan feronikel di Pulau Obi, Maluku milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)
Pabrik pengelohan feronikel di Pulau Obi, Maluku milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Group, Roy Arman Arfandy, mengatakan perusahaan berencana membangun smelter nikel berteknologi high pressure acid leaching (HPAL) kedua, sebagai tindak lanjut dari investasi pertama yang digagas bersama Ningbo Lygend Mining dari China.

Menurut Roy, smelter HPAL kedua tersebut diharapkan dapat beroperasi pada 2024, sembari Harita juga menambah investasi untuk smelter berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF) ketiganya, yang diharapkan dapat menyuplai feronikel untuk industri stainless steel atau baja nirkarat.

“Jadi kami betul-betul  mendorong terjadi hilirisasi nikel, baik di sektor pembuatan baja nirkarat maupun di sektor untuk pembuatan bahan baku baterai mobil listrik. Kira-kira seperti itu gambaran [rencana ke depan] di Harita Nickel,” ujarnya di sela BNI Investor Daily Summit 2023, Selasa (25/10/2023).

Sekadar catatan, smelter pirometalurgi adalah yang menggunakan teknologi RKEF untuk menghasilkan feronikel sebagai bahan baku komoditas besi dan baja nirkarat. Smelter nikel RKEF membutuhkan bijih nikel kadar tinggi (saprolite) sebagai bahan bakunya.

Sebaliknya, untuk keperluan produksi baterai kendaraan listrik, jenis yang dibutuhkan adalah nikel kadar rendah (limonite) yang diproses lewat smelter berteknologi HPAL atau berbasis hidrometalurgi. 

Aktivitas pekerja dalam memproduksi feronokel di pabrikHarita Nickel di Pulau Obi Island, Maluku Utara. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)