Logo Bloomberg Technoz

Exxonmobil Pamer Teknologi Tangkap Karbon yang Sudah Ada di RI

Ezra Sihite
22 September 2023 13:10

ExxonMobil booth (Bloomberg Technoz/Ezra Sihite)
ExxonMobil booth (Bloomberg Technoz/Ezra Sihite)

Bloomberg Technoz, Bali - Teknologi penangkapan karbon yaitu Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) mulai menjadi tren di Indonesia. Hal ini yang membuat pemerintah meminta agar para pelaku industri migas untuk menerapkan teknologi ini demi mengurangi emisi karbon. CCS dan CCUS juga bisa menjadi peluang bisnis baru karena karbon yang ditangkap bisa diolah dan dijual dalam Bursa Karbon. 

SVP Business Development Exxonmobil Indonesia Egon van der Hoeven, mengatakan teknologi ini bukan hal baru bagi mereka. Exxonmobil Indonesia sudah menerapkannya beberapa tahun lalu bahkan di Indonesia dan juga sejumlah negara seperti Eropa dan Amerika. 

“Kami sudah melakukan hal ini di Banyu Urip sejak pertama kali didirikan, (jadi sekarang) yang baru adalah model bisnisnya,” kata Egon van der Hoeven dalam sesi panel soal Carbon Solution to Achieve Sustainable Oil and Gas Operation di Nusa Dua, Bali, Kamis (21/9/2029) dikutip pada Jumat (22/9/2023).

Dia mengatakan, saat ini Exxonmobil sedang fokus pada CCS Hub Sunda-Asri yang merupakan saline aquifer. Studi yang dilakukan menunjukkan adanya potensi 3 gigatons of CO2 bisa disimpan. Posisi Sunda-Asri sangat baik karena dikelilingi oleh pusat emisi yang berada di Sumatra Selatan dan Cilegon (banten). Kondisi ini dianggap dapat mendukung dekarbonisasi pada industri-industri tersebut.

Dia mengatakan, dahulu industri migas yang menyimpan karbon sendiri dari aktivitas produksi migas. Tapi model bisnis baru saat ini adalah proses menangkap karbon yang dihasilkan dari carbon-intensive industri di luar aktivitas hulu migas.