Logo Bloomberg Technoz

Gimik Negara Berantas Polusi Udara

Pramesti Regita Cindy
04 September 2023 07:40

Suasana gedung bertingkat yang diselimuti polusi di kawasan Jakarta, Selasa (22/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana gedung bertingkat yang diselimuti polusi di kawasan Jakarta, Selasa (22/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dua puluh satu hari setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan instruksi khusus penanganan polusi udara Jabodetabek, kondisi tak banyak berubah. Sejak instruksi Jokowi keluar, udara Jakarta malah secara indeks kualitas AQI US masih dalam kategori berbahaya bagi kesehatan. Kondisi polusi ini diperburuk musim kemarau akibat El Nino yang membawa kekeringan.

Pada saat memimpin rapat terbatas lebih dua pekan yang lalu, Jokowi menyinggung kualitas udara yang tak sehat dengan angka AQI US 156. Dia kemudian memerintahkan solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Solusi paling awal yakni memerintahkan para ASN Pemprov DKI Jakarta untuk bekerja dari rumah alias WFH. Selain itu uji emisi kendaraan juga mulai digiatkan.

"Rapat terbatas pada siang hari ini kita akan membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat-sangat buruk dan tanggal 13 Agustus 2023 kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," kata Jokowi di Jakarta pada Senin (14/8/2023).

Sayangnya, dalam jangka dua pekan setelah WFH diberlakukan, dari ke hari, alih-alih angka polusi AQI US turun, malah terus naik cukup tinggi. Bahkan dalam beberapa hari terakhir pekan lalu, angkanya selalu bertengger di atas 170 dalam zona merah artinya membahayakan kesehatan secara umum.

Berkaca dari kondisi ini, tampaknya tak ada jalan pintas membasmi polusi. Merujuk pada China, negara yang dicap cukup berhasil menggusur polusi bahkan butuh bertahun-tahun mewujudkannya.