Logo Bloomberg Technoz

Subsidi Pertamax demi Atasi Polusi, Pakar Energi: Tak Masuk Akal

Sultan Ibnu Affan
29 August 2023 11:15

Papan harga BBM terpampang di depan SPBU Pertamina, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Papan harga BBM terpampang di depan SPBU Pertamina, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Wacana pemerintah untuk menyubsidi Pertamax dan membatasi Pertalite sebagai solusi cepat masalah polusi di DKI Jakarta dan sekitarnya dinilai tidak masuk akal.

Pakar energi dan peneliti di Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengatakan pemerintah semestinya mencari solusi komprehensif yang menyasar akar masalah kualitas udara di Ibu Kota, alih-alih menempuh solusi cepat yang belum tentu mengatasi sumber isu polusi yang kian memburuk.

“Dalihnya [pemerintah] ini banyak yang tidak masuk akal. Seharusnya, pemerintah itu menyelesaikan masalah harus sistemis, jangan parsial seperti ini. Sekarang katanya Pertalite [emisi] karbonnya tinggi, memang sebelumnya Pertamina tidak melakukan tes laboratorium dahulu saat memproduksinya?” ujarnya, Selasa (29/8/2023).

Penurunan emisi itu tidak boleh dilakukan secara parsial. Harus panjang programnya. Desain kebijakannya pun harus rapi.

Pakar energi dan peneliti di Alpha Research Database Ferdy Hasiman

Bensin bersubsidi jenis Pertalite memiliki research octane number (RON) 90, sedangkan Pertamax RON 92. Ferdy mengatakan unsur karbon kedua bahan bakar tersebut semestinya sudah diujicobakan secara sadar oleh PT Pertamina (Persero) selaku produsen.

Dengan demikian, lanjutnya, jika tiba-tiba sekarang Pertalite dituding sebagai bahan bakar penyebab polusi udara di Jakarta, pemerintah terkesan mengada-ada. Apalagi, jika muncul wacana untuk menggelontorkan subsidi bagi bensin dengan oktan lebih tinggi seperti Pertamax.