Logo Bloomberg Technoz

Ketertarikan peserta lelang pada tenor 3 bulan tidak bisa dilepaskan dari daya tarik imbal hasil atau bunga deposito valas yang ditawarkan oleh Bank Indonesia. 

Tingkat bunga TD Valas DHE yang ditawarkan untuk tenor 3 bulan adalah mulai 5,42% sampai 5,54% tergantung dari tier atau tingkatan nilai dolar AS yang ditempatkan.

Tier 1 yakni penempatan dengan nilai dolar AS lebih dari US$ 10 juta, ditawarkan dengan tingkat bunga tertinggi yaitu hingga 5,54%, sementara tier terendah dengan nilai penempatan antara US$ 1 juta hingga US$ 5 juta tawaran bunganya lebih rendah.

Tingkatan bunga dalam lelang TD Valas DHE selama Agustus juga tercatat sebagai yang tertinggi sejak gelar lelang dimulai awal Maret lalu. 

Sebagai gambaran, selama April lalu ketika hasil lelang membukukan rekor tertinggi pertama kali, tawaran bunga term deposit valas DHE baru di kisaran 5,1%-5,2% untuk tenor 3 bulan. Sementara tenor 6 bulan paling tinggi mendapatkan bunga di angka 5,24%.

Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Kamis pekan lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, BI memperkirakan akan ada sumbangan likuiditas dolar AS yang lebih besar dari penerapan kebijakan devisa hasil ekspor dengan nilai US$ 9,2 miliar per bulan sampai akhir tahun. 

Para eksportir masih lebih menyukai tenor TD Valas 3 bulan (Div. Riset Bloomberg Technoz)

Menurut catatan pemerintah, sejauh ini sektor pertambangan mendominasi transaksi TD Valas DHE dengan nilai mencapai US$ 129 miliar, di mana eksportir batu bara berkontribusi sekitar 36% dari total transaksi yang ada.

Di posisi kedua adalah sektor perkebunan dengan penempatan sebesar US$ 55,2 miliar atau setara 18% dari total transaksi, dengan komoditas terbesar adalah kelapa sawit US$ 27,8 miliar atau 50,3% dari total ekspor perkebunan.

Sedangkan untuk sektor hutan sebesar US$ 11,9 miliar atau 4,1%, dengan yang terbesar pulp and paper industry, dan di sektor perikanan US$ 6,9 miliar atau 2,4% dengan penyumbang terbesar dari sektor udang.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, beberapa waktu lalu, mengatakan insentif pajak penghasilan (PPh) atas bunga deposito valas penempatan DHE sejauh ini masih digodok di Badan Kebijakan Fiskal.

"Besaran insentif akan difinalisasi dan akan lebih kompetitif," kata Susiwijono, Senin (14/8).

Pejabat memperkirakan aturan kewajiban menyimpan DHE di dalam negeri akan mampu mendongkrak jumlah cadangan devisa hingga US$ 60 miliar atau setara Rp91 triliun.

Angka itu berasal dari pola nilai ekspor hasil sumber daya alam yang termasuk dalam sektor wajib DHE yakni pertambangan, perkebunan, perhutanan, dan perikanan, di mana nilainya menyentuh US$ 203 miliar dari total ekspor pada 2022 sebesar US$ 292 miliar.

"Maka dengan angka tadi, kalau 30% diretensi, angkanya sekitar US$ 60 miliar. Kita masih hitung tahun ini dengan pola yang sama, walau pertumbuhan ekspor melambat maka yang diretensi sekitar US$ 60 miliar," katanya.

Sokongan Instrumen Baru

Kebijakan repatriasi valas devisa hasil ekspor itu ditempuh sebagai bagian dari upaya pemerintah RI menarik lebih banyak dolar AS ke sistem dalam negeri demi menyokong rupiah. Walau penerapan kebijakan itu dinilai agak terlambat mengingat pesta harga komoditas yang telah usai dan kinerja ekspor yang kian melempem akibat pelemahan global kini, ada harapan langkah itu memberi sokongan nyata bagi rupiah.

Kebijakan TD Valas DHE juga akan dilengkapi dengan penguatan operasi moneter dengan penyediaan instrumen baru yang pro-pasar, bernama Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mulai pertengahan September nanti.

Dalam conference call usai gelar konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, SRBI akan menawarkan tingkat bunga yang menarik melalui mekanisme lelang. 

"Ini lebih pro-pasar. Inilah era baru Bank Indonesia," kata Perry, Jumat (25/8/2023).

SRBI diterbitkan dengan underlying surat berharga negara yang dimiliki Bank Indonesia di mana nilainya telah mencapai Rp1.361,05 triliun di mana sebanyak Rp460,05 triliun adalah SBN yang digunakan BI untuk keperluan operasi moneter, menurut data Kementerian Keuangan sampai 23 Agustus lalu.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, instrumen baru itu akan membuat yield surat utang jangka pendek menjadi lebih menarik bagi pemodal asing. Ujungnya, aliran modal asing akan lebih besar dan membantu penguatan rupiah serta menambah posisi cadangan devisa.

Bagi pemodal asing, instrumen moneter baru itu bisa memberikan tawaran carry trade lebih tinggi dengan durasi risiko lebih kecil.

"Rupiah akan reli terbawa ekspektasi kembali naiknya aliran modal asing ke Indonesia," kata Duncan Tan, Currency and Rates Strategist di DBS, seperti dilansir oleh Bloomberg News.

Citigroup menilai, SRBI bisa menjangkau lebih banyak pasar dibandingkan dengan instrumen operasi moneter BI lainnya yang umumnya hanya bisa dijangkau oleh bank lokal. Sementara SRBI bisa dijangkau asing lewat secondary market. 

Sedangkan analis Nomura menyebut, dampak SRBI terhadap potensi arus masuk dana asing masih belum jelas menyusul penyempitan tingkat imbal hasil surat utang RI dengan Amerika.

"Sekuritas baru itu kemungkinan tidak akan mempengaruhi kurva obligasi. Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk SUN tenor 10 tahun dengan level saat ini menarik menjadi titik masuk," komentar Euben Paracuelles.

-- dengan bantuan laporan dari Sultan Ibnu Affan.

(rui/aji)

No more pages