Sangmi Cha dan Ryotaro Nakamaru - Bloomberg News
Bloomberg, Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal balistik jarak jauh pada Rabu (12/7/2023) usai memperingatkan Amerika Serikat (AS) soal adanya tudingan pesawat mata-mata Amerika Serikat melanggar wilayah udara negara yang dipimpin Kim Jong Un itu.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan kepada wartawan rudal tersebut akan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang sekitar pukul 11:13 waktu setempat. Jepang akan memeriksa apakah itu adalah rudal balistik antarbenua. Korut disebut memiliki rudal ICBM yang dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir ke daratan AS.
Uji coba ini dilakukan sehari setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong Un, mengancam akan melakukan pembatasan atas adanya pesawat mata-mata AS di wilayah udara Korut, seerti dikutip media pemerintah Pyongyang.

Uji coba ini bertempatan dengan pertemuan puncak para pemimpin NATO di Lithuania dengan agenda utama meningkatkan dukungan bagi Ukraina. Pertemuan tersebut juga dihadiri para pemimpin Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman keamanan di Asia-Pasifik.
Korea Selatan membantah bahwa pesawat mata-mata mereka melanggar wilayah udara Korea Utara. Pada pril 1969, jet-jet Korut pernah menembak jatuh pesawat mata-mata Angkatan Laut AS yang menurut Amerika berada di wilayah udara internasional antara Semenanjung Korea dan Jepang. Aksi ini menewaskan 31 orang di dalamnya dan jadi serangan paling mematikan yang dilakukan Korut setelah berakhirnya Perang Korea 1950-1953.
Terakhir kali rezim Kim Jong Un meluncurkan rudal balistik adalah sekitar tiga minggu yang lalu, ketika mereka menembakkan dua roket jarak pendek tak lama setelah mengancam akan menghukum AS karena mengadakan latihan militer bersama dengan Korea Selatan.
Sebelum peluncuran terbaru ini, Korut telah menembakkan 19 rudal balistik sepanjang tahun ini, termasuk tiga rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mengirim hulu ledak nuklir ke daratan AS. Negara ini telah meluncurkan lebih dari 70 rudal balistik tahun lalu, yang merupakan rekor bagi negara tersebut.

Kim Jong Un telah mengabaikan seruan AS untuk kembali ke perundingan perlucutan senjata nuklir yang telah lama terhenti. Ia malah sibuk memodernisasi persenjataan rudal dan melakukan uji coba sistem untuk menyerang Korea Selatan dan Jepang, yang menjadi tuan rumah bagi sebagian besar personil militer AS di wilayah tersebut.
Pada Juni lalu, AS mengirim kapal selam berpeluru kendali bertenaga nuklir ke Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir dalam sebuah unjuk kekuatan guna menghalangi Korea Utara melakukan serangan militer.
Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mendapatkan jaminan dari Presiden Joe Biden untuk memperkuat dan memperluas langkah-langkah pencegahan, termasuk lebih banyak pengerahan kapal selam bersenjata nuklir.
Pemajangan aset atom AS ini dimaksudkan sebagai pengingat Biden kepada Kim Jong Un bahwa serangan nuklir oleh Korut adalah tindakan bunuh diri.
(bbn)