Meta Diduga Tolerir Iklan Palsu dari China pada 2024 Lalu
Farid Nurhakim
31 December 2025 07:40

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp alias Meta diduga memutuskan untuk memperoleh sejumlah besar iklan palsu dari China pada 2024 lalu. Hal itu diungkapkan oleh temuan investigasi kantor berita Reuters.
Menukil Reuters, Selasa (30/12/2025) dokumen internal perusahaan memperlihatkan Meta hendak meminimalkan “dampak pendapatan” yang disebabkan oleh penindakan terhadap penipuan tersebut. Alhasil, Meta harus menghadapi kesimpulan yang buruk tentang pelanggan iklannya di China, di mana mereka menipu pengguna media sosial (medsos) Facebook, Instagram, dan WhatsApp di seluruh dunia.
Meskipun Pemerintah China telah melarang penggunaan medsos milik Meta bagi warganya, Beijing mengizinkan perusahaan-perusahaan China untuk beriklan kepada konsumen asing di platform-platform global tersebut. Imbasnya, bisnis periklanan perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut berkembang pesat di Negeri Tirai Bambu, yang akhirnya mencapai lebih dari US$18 miliar atau setara dengan Rp301,7 triliun (asumsi kurs Rp16.764/US$) dalam penjualan tahunan pada 2024, melewati sepersepuluh dari pendapatan global perusahaan.
Menurut dokumen internal Meta yang ditinjau oleh Reuters, namun Meta menghitung sekitar 19% dari uang tersebut—lebih dari US$3 miliar atau sekitar Rp50,2 triliun—berasal dari iklan untuk penipuan, perjudian ilegal, pornografi, dan konten terlarang lainnya. Dokumen-dokumen tersebut adalah bagian dari kumpulan materi sebelumnya yang tak dilaporkan dan dihasilkan selama 4 tahun terakhir oleh sejumlah tim termasuk divisi keuangan, lobi, teknik, dan keamanan Meta.
Data yang diarsipkan itu mengungkapkan upaya Meta selama periode tersebut untuk memahami skala penyalahgunaan di platformnya dan keengganan perusahaan guna memperkenalkan perbaikan yang bisa merusak bisnis dan pendapatannya. Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan Meta meyakini China merupakan negara asal sekitar seperempat dari semua iklan penipuan dan produk terlarang di platform mereka di seluruh dunia.































